Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Aliou Cisse, Pelatih Rasa Lokal dan Pembuktian Diri untuk Senegal

7 Februari 2022   07:21 Diperbarui: 8 Februari 2022   16:45 1951
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Senegal menjadi juara Piala Afrika 2021. Foto: KENZO TRIBOUILLARD via Kompas.com

Nama timnas Senegal naik daun di mata pecinta sepak bola ketika mengalahkan timnas Perancis pada Piala Dunia 2002 di Jepang dan Korea Selatan. Padahal, saat itu timnas Perancis diperkuat oleh para bintang yang lagi bersinar di Eropa, seperti Thierry Henry dan Patrick Viera. 

Dominasi Perancis kandas di tangan Senegal di babak kualifikasi grup. Berstatuskan sebagai juara bertahan, Perancis tersingkir lebih awal dari Piala Dunia, termasuk dikalahkan oleh Senegal. 

Tak sampai di situ. Senegal juga berhasil masuk ke babak perempat final Piala Dunia. Akan tetapi, di perempat final, Senegal harus mengakui keunggulan tipis 0-1 dari Turki. 

Walau demikian, kisah petualangan Senegal di Piala Dunia ini membekas pecinta sepak bola. Namanya terangkat ke permukaan. 

Menariknya, kapten tim Senegal di piala dunia 2002 adalah pelatih timnas Senegal saat ini. Aliou Cisse. 

Dinih hari tadi waktu Indonesia (7/2/22), sebagai pelatih Cisse berhasil mempersembahkan trofi Piala Afrika untuk Senegal. Trofi pertama untuk Senegal dari turnamen internasional. 

Trofi ini terlahir ketika Senegal berhasil memenangi drama adu penalti 4-2 atas Mesir. Sadio Mane yang gagal mencetak gol dari titik penalti di baba pertama, menjadi penendang penentu kemenangan Senegal.  

Keberhasilan Senegal ini seolah mengakhiri dua kutukan kalah pada partai final Piala Afrika. Sadio Mane dan kawan-kawan berhasil mengatasi rekan setimnya di Liverpool, Mohamed Salah.

Kemenangan ini cukup bermakna untuk Senegal. Trofi Piala Afrika adalah trofi pertama untuk Senegal. 

Juga, trofi ini cukup berkesan untuk pelatih timnas, Aliou Cisse. Sebelum laga final berlangsung, Mane menyatakan bahwa kemenangan di partai final akan dipersembahkan untuk pelatih tim, Aliou Cisse. 

Pernyataan Mane ini terlahir karena tantangan yang dihadapi Cisse di kursi pelatih. Pelbagai kritik melayang kepada Cisse selama perhelatan piala Afrika. 

Besar kemungkinan apabila Senegal kembali gagal menjadi juara, nasib Cisse di kursi pelatih Senegal juga berakhir. Namun, nasib berkata lain. Senegal menjadi juara, dan Cisse tetap bertahan di kursi pelatih. Target selanjutnya adalah meraih tiket ke Piala Dunia 2022 di Mesir. 

Keberhasilan ini cukup penting untuk Cisse. Cisse yang terlahir di Ziquinchor, bagian selatan Senegal ini merupakan pelatih yang sudah mengenal dengan baik timnas Senegal. 

Pengalamannya sebagai pemain ikut membantunya dalam mengembankan timnas Senegal. Pengalaman itu makin kaya dengan komposisi skuad yang dimiliki oleh Senegal. 

Di bawah mistar gawang, Cisse memiliki kiper nomor satu versi FIFA, E. Mendy. Lalu, bek klub Napoli Kalidou Koulibaly menjadi jenderal di lini belakang, dan Sadio Mane menjadi kapten di lini depan. 

Cisse lekat dengan Senegal. Dia mengawali karirnya dari level terbawah di Senegal. Dimulai dari menjadi asisten pelatih dari Karim Sega Diouf pada Olipiade. Lalu kemudian, dia terpilih menjadi pelatih tim muda Senegal. 

Pada tahun 2015, Cisse terpilih sebagai pelatih Senegal menggantikan pelatih asal Perancis, Alain Giresse. Keterpilihan Cisse sebagai pelatih mengawali kiprah pelatih lokal untuk timnas. 

Akan tetapi, tuntutan juga tak ringan. Kritikan membanjiri perjalanan karir Cisse sebagai pelatih Senegal. 

Kendati memperbaiki posisi Senegal di peringkat FIFA, memberikan kemenangan demi kemenangan, hingga mengantarkan Senegal partai final Piala Afrika pada tahun 2019, kritikan tetap membanjiri Cisse. 

Suporter menginginkan agar Cisse bisa membuat permainan Senegal menjadi lebih menarik, terkhusus karena komposisi skuad Senegal yang banyak dihuni oleh pemain yang berkiprah di Eropa.

Tak elak, kritikan-kritikan ini diwarnai awasan. Apabila Cisse kembali gagal mempersembahkan trofi untuk Senegal, tempatnya di kursi pelatih bisa berakhir. 

Keberhasilan Senegal menjadi juara menjadi bukti dari perjalanan karir Cisse sebagai pelatih. Dia pun membuktikan bahwa proses untuk mencapai prestasi tak begitu gampang. 

Kendati dihuni oleh beberapa pemain bintang, Cisse juga perlu beradaptasi dengan skuadnya. Salah satunya adalah dengan membangun relasi dengan para pemain. 

Tak heran, Cisse dikenal sebagai pelatih yang dekat dengna para pemain. Bahkan para pemain mengganggap Cisse seperti kakak tertua. 

Tentu saja, faktor pengalaman Cisse sebagai pemain dan kapten tim menghadirkan rasa respek di ruang ganti. Ketika ada respek dari para pemain, instruksinya sebagai pemain bisa gampang diterjemahkan oleh para pemain. 

Cisse merupakan pelatih yang sudah makan garam menghadapi tuntutan turnamen untuk konteks internasional sebagai sewaktu aktif sebagai pemain maupun saat ini sebagai pelatih. 

Keberhasilannya sebagai pelatih membuktikan bahwa pelatih lokal juga bisa memberikan yang terbaik untuk timnas. Ini juga menjadi tanda pembuktian diri sekaligus penyumbat kritikan-kritikan yang mewarnai kiprah Cisse sebagai pelatih timnas Senegal. 

Salam 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun