Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Belajar dari Cara Pep Guardiola Jika Melakukan Naturalisasi Pemain

29 Januari 2022   14:53 Diperbarui: 29 Januari 2022   14:59 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelatih Manchester City, Pep Guardiola. Foto: AFP/Paul Ellis via Kompas.com

Naturalisasi pemain menjadi wacana yang mencuat di cabang sepak bola Indonesia. Beberapa pemain keturunan Indonesia mulai dilirik. Tak menutup kemungkinan, PSSI juga melirik sosok-sosok pemain yang berasal dari negara lain. 

Memang, tak salah untuk melakukan naturalisasi. Tuntutan kompetesi makin ketat. Banyak negara yang melakukan cara ini untuk meningkatkan kualitas permainan mereka dan mengimbangi kekuatan negara lain. 

Maka dari itu, cara ini hampir serupa dengan gaya pembelian klub-klub sepak bola ketika musim transfer pemain terjadi. Seorang pelatih akan mencari pemain yang dinilai pantas untuk menguatkan komposisi skuad dan cocok dengan skema permainan pelatih. 

Pep Guardiola termasuk pelatih yang suka membelanjakan pemain. Menariknya, Pep termasuk pelatih yang cukup jeli dan hati-hati dalam membelanjakan pemain. Tak sekadar mendatangkan pemain karena faktor kualitas dan namanya. 

Contohnya, sewaktu Cristiano Ronaldo diisukan pindah dari Juventus ke Manchester City. Guardiola tak langsung mengetuk palu sebagai tanda "iya" pada kehadiran Ronaldo ke Man City. 

Gurdiola terlihat melakukan pertimbangan yang begitu mendalam. Secara umum, Ronaldo bisa menggenapi skema permainan Man City, yang nota bene masih tak memiliki striker murni. Efektivitas Ronaldo sebagai striker bisa menggenapi kekuatan Man City.

Namun, Man City tampak tak bergerak cepat. Apabila Guardiola mau mendatangkan Ronaldo, pastinya dia sudah melakukan negosiasi lebih awal sebagaimana yang dilakukan dengan Jack Grealish. 

Sama halnya ketika Guardiola gagal mendatangkan Harry Kane. Kane menjadi salah satu target penting Guardiola, selain Jack Grealish pada awal musim 2021/22. 

Setelah Grealish berhasil didatangkan ke Man City, Guardiola fokus pada Kane. Akan tetapi, negosiasi berjalan mandek. Keinginan Kane dan Man City berbenturan dengan ikatan kontrak Kane dengan Tottenham Hotspur. 

Di saat Kane gagal diperoleh oleh Man City, Pep tak langsung mencari rencana kedua. Dalam arti, tak langsung mencari striker yang tersedia di klub-klub lain di Eropa. Padahal, dari sisi kekuatan finansial, Pep bisa beralih ke nama-nama lain seperti Erling Haaland.

Tandanya, Pep hanya fokus pada satu rencana. Dia sudah menghitung dengan jeli bahwa Harry Kane sangat cocok dengan sistem permainan dan skuad yang dimilikinya. Apabila dia mengambil striker lain karena faktor keterdesakan, hal itu bisa saja berakhir sia-sia. 

Pep termasuk pelatih yang jeli dan fokus dalam mencari pemain. Ketika pemain yang ditargetkan gagal dibeli atau pun didapatkan, Pep tak langsung segera mencari pemain lain. Ketika gagal, Pep tetap fokus pada skuad yang dimiliki. 

Gaya Pep ini bisa menjadi salah satu cara dalam proses naturalisasi. Ketika Shin Tae-Yong (STY) kelak gagal mendapatkan pemain yang ditargetkan untuk dinaturalisasi, lebih baik tak segera mencari pemain lain dalam mengisi pos yang diinginkan. 

Lebih baik fokus pada pemain dalam negeri daripada memaksakan diri dalam melakukan proses naturalisasi. Pasalnya, hal itu bisa saja berakhir sia-sia, dalam arti pemain naturalisasi tampil di bawah standar yang diinginkan karena dipilih faktor keterdesakan, dan bukannya kebutuhan. 

Pastinya, STY dan PSSI berpikir matang-matang dalam mencari pemain naturalisasi yang bisa menjawabi kebutuhan skuad. Bukan sekadar mencari pemain yang berketurunan Indonesia dan mereka yang mau merah putih, tetapi sungguh-sungguh mencari pemain yang dibutuhkan timnas. 

Ketika proses naturalisasi gagal, lebih baik tak segera beralih ke pemain lain. Lebih baik, mencerna dan mengevaluasi setiap nama, agar pemain yang ditargetkan bisa cocok untuk tim. 

Kekuatan Man City saat ini umumnya terbangun di masa Pep Guardiola. Sebelum didatangkan ke Man City, Pep pasti mempelajari dengan baik karakter setiap pemain. Jadinya, ketika mereka masuk Man City, Pep terlihat gampang membangun keharmonisan di luar dan dalam lapangan. 

Ya, Man City termasuk tim yang senyap dari bentrok antara pelatih dan pemain. Artinya, Pep tak hanya sekadar mencari pemain, tetapi dia memilih seorang pemain yang bisa diatur, mau bekerja bersama, dan cocok dengan gaya kepelatihannya. 

Ketika gaya Guadiola ini diterapkan untuk proses naturalisasi, hemat saya, kekuatan timnas bisa terbangun dengan baik. Pemain naturalisasi benar-benar datang untuk membantu permainan tim.

Salam Bola  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun