Performa N'Golo Kante di Final Liga Champions kontra Manchester City (30/5/21) di Portu mengundang banyak pujian. Selama berlangsung laga final itu, Kante termasuk pemain yang bermain aktif di lapangan.Â
Kante tidak hanya mendominasi lini tengah, tetapi kadang membantu barisan pertahanan Chelsea atau tiba-tiba hadir di depan gawang Manchester City. Â
Tak berlebihan jika pemain timnas Perancis itu dianugerahi sebagai pemain terbaik dalam laga final tersebut. Gelar man of the match itu menjadi catatan ke-3 berturut-turut. Pasalnya, dalam 2 leg laga semifinal kontra Real Madrid, Kante juga berhasil meraih status pemain terbaik.Â
Dominasi Kante di lapangan seolah menjadi metode baru dalam sepak bola. Kante tidak hanya mengatur serangan, tetapi keaktifan dan kecepatannya kerap mengganggu konsentrasi pemain lawan.Â
Dia seolah bermain tanpa posisi. Di mana ada bola, di situ Kante berada. Â Cara ini terbilang efektif untuk mengganggu konsentrasi permainan lawan.Â
Hal ini tak lepas dari kecepatannya. Juga, staminanya tak bisa diragukan lagi.Â
Penampilan pemain yang berjuluk Si Tikus ini pada Liga Champions pun menjadi buah bibir. Tak sedikit pihak yang menilai bahwa Kante patut dianugerahi Ballon d'Or.
Rekan setimnasnya di Perancis yang bermain untuk Manchester United mendukung apabila Kante meraih Ballon d'Or. Menanggapi itu, Kante tidak terlalu peduli. Dia lebih peduli pencapaian tim daripada memikirkan prestasi pribadi.
Kisah tentang Kante tidak hanya melingkupi sepak bola. Pelbagai cerita tentang sisi lain dari kehidupan pribadinya pun muncul ke permukaan.Â
Pernah Kante ketinggalan kereta dari London ke Paris. Tak termakan rasa kecewa, Kante malah mencari mesjid terdekat untuk berdoa.Â
Beberapa orang yang berada di mesjid itu mengenal Kante. Lantas, mereka mengundangnya ke rumah mereka.Â