Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Menteri Risma, Ketimpangan Sosial dan Pembangunan Infrastruktur

15 Januari 2021   20:36 Diperbarui: 15 Januari 2021   20:51 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Humas Ditjen Rehabilitasi Kementerian Sosial via Kompas.com

Setelah ditentukan menjadi Menteri Sosial, Ibu Risma menjadi salah sosok yang langsung menarik perhatian banyak pihak. Kinerjanya sewaktu menjabat sebagai Walikota Surabaya terbilang sukses. 

Naik ke tangga nasional tentu mempunyai tantangan berbeda. Publik nasional pun berharap agar Bu Risma bisa memberikan angin segar di departemen yang dipimpinnya, termasuk masalah-masalah sosial yang berada di bawah kendali departemennya. 

Masalah yang perlu mendapat perhatian adalah soal ketimpangan sosial di tengah masyarakat. Blusukan Ibu Risma di beberapa tempat kumuh di Jakarta sekiranya memberikan gambaran kecil tentang ketimpangan sosial yang terjadi di Indonesia. Terlepas dari pendapat pro dan kontra, blusukannya itu bisa menjadi cerminan jika Menteri Risma mempunyai komitmen yang tak diragukan sebagai seorang menteri sosial. 

Para tunawisma menjadi bagian tak terpisahkan dari ruang kerjanya. Ketimpangan sosial adalah masalah yang harus dihadapi dan dipecahkan. 

Blusukan ini sekiranya membuka mata banyak pihak. Persoalan sosial di Indonesia harus mendapat perhatian serius. Alih-alih fokus dan bangga pada pembangunan infrastruktur, persoalan sosial di masyarakat masih tetap terjadi. Sangat miris ketika para tunawisma hanya menjadi penghuni kolong jembatan yang merupakan proyek infrastruktur. Seharusnya, di balik kemegahan infrastruktur itu, kehidupan masyarakat juga ikut terangkat. 

Maka dari itu, terlalu menfokuskan pembangunan infrastruktur bisa berujung pada ketimpangan sosial. Terlebih lagi ketika pembangunan itu mengesampingkan masyarakat di mana infrastruktur itu terbangun. 

Lebih jauh, ketimpangan bisa terjadi ketika yan menikmati infrastruktur hanyalah mereka yang mempunyai akses dari sisi finansial dan status sosial. Sementara yang terbatas secara finansial dan rendah status sosial bisa menjadi penonton di tengah megahnya proyek infrastruktur. 

Tak elak, Presiden Jokowi telah membangun banyak proyek infrastruktur di masa kepemimpinannya. Pelbagai infrastruktur yang terbangun diharapkan bisa menggenjot taraf hidup masyarakat. Saya ambil contoh dari pulau kami, Flores. Tepatnya, dari Labuan Bajo. 

Beberapa tahun terakhir, Labuan Bajo menjadi destinasi wisata penting di Indonesia. Dua tahun saya pernah menimbah pengetahuan di Labuan Bajo. Waktu itu Labuan Bajo yang merupakan ibukota baru dari Manggarai Barat yang mekar dari kabupaten induk Manggarai. Pada masa itu, tak terpikirkan di dalam benak saya pribadi bahwa Labuan Bajo akan berubah seperti saat ini. 

Situasi berubah cepat. Sumber daya wisata menjadi kekuatan Labuan Bajo. Ditambah lagi dengan sokongan pemerintah yang melapangkan pelbagai pembangunan infrastruktur. 

Tanpa lepas dari para pemimpin sebelumnya, Presiden Jokowi begitu menaruh perhatian pada pembangunan Labuan Bajo. Jadinya, Labuan Bajo begitu dikenal di Indonesia dan dunia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun