Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ketika Idola Saya Sudah Jarang Menulis di Kompasiana

22 Oktober 2020   08:35 Diperbarui: 22 Oktober 2020   08:42 416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menulis. Sumber foto: Pixbay. com

Saya terdaftar sebagai anggota kompasiana di tahun 2017. Sempat vakum selama 2 tahun. Kembali aktif menulis di rumah bersama ini tahun lalu.

Satu-satunya penyesalan yang ada di benak saya adalah membiarkan waktu selama dua tahun tanpa menulis di Kompasiana. Andaikata saya tetap menjaga konsistensi dalam menulis, jumlah tulisan menjadi banyak dan pengetahuan pun semakin bertambah.

Bagi saya, menulis di Kompasiana bukan saja kegiatan untuk membagi pengetahuan. Akan tetapi, itu juga kegiatan menambah pengetahuan.

Kegiatan menambah pengatahuan itu tidak saja terjadi lewat membaca tulisan Kompasianers, tetapi juga lewat upaya pribadi mencari bahan yang bisa dijadikan bumbu-bumbu dalam tulisan saya. Makanya, saya juga mencari bahan, membacanya, dan mengolahnya ke dalam tulisan saya.  

Awal mula saya masuk kompasiana karena sebuah artikel politik. Saya menemukan artikel politik itu dibagikan oleh beberapa orang di media sosial. Ketika saya membaca artikel itu, ulasannya cukup menarik dan bernas. Walau panjang, penulisnya mampu menarik saya untuk membaca tulisan itu dari awal hingga akhir.  

Penulis artikel politik itu tidak saja menulis di kompasiana. Beliau juga menulis di beberapa media online. Menulis juga tentang politik.

Dari satu artikel politiknya, saya pun mencari beberapa artikelnya di Kompasiana. Rupanya, dia acap kali mengisi kanal politik di Kompasiana.

Saya masih ingat ketika tulisannya menjadi referensi saya saat berdiskusi dengan seorang teman tentang situasi politik di tanah air. Saya begitu yakin berbicara tentang politik. Padahal, itu merupakan hasil bacaan saya dari tulisan politik di Kompasiana.   

Singkat cerita, dia pun menjadi idola saya dalam membaca tentang politik. Dari idola ini, saya pun mencoba masuk ke kompasiana. Tidak mulai dengan politik. Kurang percaya diri. Apalagi beberapa kompasianer menulis tentang politik dengan cukup jelas, tajam, dan menarik.

Saya mulai dengan bola. Bola menjadi pasion saya sewaktu masih kuliah. Saya coba menuangkan gagasan-gagasan saya tentang perkembangan sepak bola. Awalnya tidak berjalan mulus. Tidak gampang untuk menulis. Tidak gampang juga untuk mendapat label pilihan. Apalagi artikel utama.

Namun, dari segi konsistensi cukup baik. Konsistensi pun terhenti karena tuntutan kerja. Hingga itu pun berujung pada kevakuman menulis selama dua tahun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun