Pandemi Korona sedang merepotkan kita. Sejak kemunculannya di akhir tahun 2019 lalu di China, pandemi korona tidak saja berdampak pada aspek kesehatan, tetapi ini juga menggoncangkan situasi ekonomi, sosial, dan budaya dari pelbagai konteks kehidupan sosial.
Hidup pontang-panting. Dampak pandemi ini berada di luar perkiraan. Tentunya, banyak yang berharap agar pandemi korona ini segara berlalu. Sejauh ini, harapan yang paling nyata adalah adanya vaksin.
Namun, di balik harapan ini, tersiar juga kabar yang perlu diwaspadai. Salah satu bakteri penyebab wabah terbesar dalam sejarah umat manusia di temukan di China. Wabah itu lebih dikenal dengan Bubonic.
Melansir berita dari Aljazeera.com (6/7/2020), pihak otoritas di wilayah China bagian Mongolia Dalam (Inner Mongolia) mengeluarkan peringatan tentang Bubonic plague.
Peringatan ini hadir dari sebuah rumah sakit setempat. Peringatan rumah sakit ini bertolak dari kasus yang ditemukan. Memang, efeknya belum terlalu besar. Tetapi tanda-tanda yang mengenai beberapa pasien serupa dengan wabah Bubonic.
Harapannya, hal ini tidak terjadi. Pandemi korona belum selesai secara total. Vaksin belum ditemukan. Kalau memang wabah Bubonic ini terjadi, beban bagi masyarakat akan semakin serius.
Bubonic plague adalah salah satu penyakit paling mematikan dalam sejarah umat manusia. Di Timur Tengah, Bubonic plague lebih dikenal sebagai maut hitam atau black death.
Wabah ini muncul dari bakteri dengan nama Yersinia pestis. Bateri ini cepat menular dan sering menciptakan penyakit yang serius. Bateri ini disebarkan lewat kutu. Lewat gigitan kutu ini, bakteria ini menyebar ke hewan.
Selain itu, proses keterjangkitannya juga bia melalui sentuhan pada hewan yang sudah terjangkit bakteri Yersinia pestis, seperti tikus. Kucing dan anjing juga bisa terjangkit jika digigit oleh kutu pembawa bakteri.
Wabah ini membunuh 75 dan 200 juta orang pada abad ke-14. Paling kurang, 30-50 juta orang meninggal dunia karena wabah ini pada tahun 541 -- 549.
Peringatan dari otoritas di China juga dibarengi dengan larangan untuk berburu dan mengonsumsi hewan yang bisa membawa wabah ini. Dan, pemerintah juga meminta masyarakat untuk melaporkan setiap dugaan yang berhubungan dengan wabah ini, terlebih khusus flu yang tidak mempunyai penyebab jelas.