Masa lockdown dan karantina berdampak pada banyak aspek. Selain berdampak pada aspek kesehatan, ini juga berdampak pada aspek sosial, agama, ekonomi dan budaya.
Mungkin salah satu dampak yang tampak jelas bagi sebagian dari kita adalah pada aspek ekonomi. Sejauh ini, banyak orang yang harus kehilangan pekerjaan dan pendapatan hidup. Dampak ini tidak hanya terjadi pada bisnis berskala besar, tetapi juga pada sektor bisnis-bisnis kecil.
Seorang teman harus menutup warung kecilnya karena ancaman wabah virus Corona. Namun setelah beberapa pekan tinggal di rumah tanpa pendapatan, dia memutuskan untuk membuka kembali bisnis warungnya itu.
Risikonya, pelanggan yang sedikit ataukah tidak ada sama sekali. Namun, ini menjadi satu-satunya cara untuk tetap menghidupkan bisnis yang ditekuni selama beberapa tahun. Â Sekaligus itu menjadi cara untuk tetap bertahan hidup di pandemi Corona.
Kehilangan pendapatan menjadi salah satu sebab terciptanya persoalan yang bisa riskan dalam kehidupan sosial. Kelaparan siap menanti. Ujung-ujungnya, orang bisa protes, berontak, tidak peduli pada aturan dan mempertanyakan tanggung jawab pemerintah dalam mengatasi persoalan ekonomi rakyat.
Ya, masa karantina memberi dampak bagi siapa saja. Mungkin dampak ini tidak terlalu berpengaruh bagi mereka yang sudah mapan secara ekonomi. Namun, bagi mereka yang tidak mempunyai simpanan finansial, masa lockdown merupakan hantaman yang cukup serius bagi kehidupan mereka. Â
Keputusan lockdown pemerintah India berdampak berdampak pada pengusaha dan pekerja yang berpendapatan kecil. Keputusan lockdown yang dibuat oleh pemerintah pada 24 Maret menimbulkan kekacauan di India. Kekacauan itu ini ditenggarai oleh minimnya persiapan pemerintah sebelum mengambil dan menetapkan keputusan itu.
Melansir laporan yang dimuat dalam aljazeera.com (13/4/2020), keputusan lockdown juga memberikan dampak serius bagi para pekerja sex komersial  (PSK) yang tersebar di India.
Pasalnya, pendapatan yang biasanya diperolah dalam waktu semalam menjadi lenyap. Dengan hilangnya pendapatan ini, mereka pun kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidup harian mereka.
Persoalan menjadi rumit saat sebagian besar para PSK ini tidak mempunyai tempat untuk pergi. Di saat banyak orang yang eksodus ke kampung halaman mereka di saat keputusan lockdown diterapkan, sebagian PSK memilih untuk tetap tinggal. Alasannya, mereka tidak mempunyai orang dan tempat yang bisa menjadi sandaran bagi kehidupan mereka.
Salah satu tempat prostitusi teramai dan terbesar di India adalah di Mumbai Selatan, Kamathipura. Banyak PSK yang merana karena kehilangan pendapatan.
