Mohon tunggu...
DONY WAHYUDI
DONY WAHYUDI Mohon Tunggu... Universitas Negeri Semarang

Saya adalah mahasiswa semester 4 di Universitas Negeri Semarang, Program Studi Teknologi Pendidikan. Saat ini saya aktif mengembangkan minat dalam bidang pengembangan media pembelajaran, desain instruksional, dan pemanfaatan teknologi digital dalam dunia pendidikan. Saya percaya bahwa teknologi memiliki peran penting dalam menciptakan pengalaman belajar yang lebih efektif, menarik, dan inklusif. Dengan bekal pengetahuan dan keterampilan yang saya pelajari di bangku kuliah, saya terus berupaya mengembangkan diri melalui proyek-proyek akademik, kerja kolaboratif, serta eksplorasi terhadap berbagai platform pembelajaran digital.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menjelajah Kearifan Lokal Lewat Cerita Rakyat Nusantara

24 Juni 2025   22:14 Diperbarui: 24 Juni 2025   22:14 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penyerahan ke Kepala Sekolah SDN Pakintelan 03

Semarang, 23 Juni 2025 -- Di tengah maraknya konten digital yang bersifat instan dan menghibur semata, hadir sebuah angin segar dari ranah pendidikan yang mencoba menjawab tantangan zaman: bagaimana membuat cerita rakyat Indonesia tetap hidup di tengah generasi digital?

Jawaban itu hadir lewat karya inovatif dari mahasiswa Program Studi Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Semarang (UNNES) semester 4, berupa video microlearning berjudul "Menjelajah Kearifan Lokal Lewat Cerita Rakyat Nusantara." Sebuah konten edukatif yang bukan hanya menyajikan dongeng, tetapi menyulam nilai-nilai luhur budaya bangsa dalam format audio-visual yang ringkas, menarik, dan mudah diakses.

Dalam video microlearning ini, salah satu cerita rakyat yang diangkat adalah legenda terkenal asal Sumatra Barat: Malin Kundang.

Kisah Malin Kundang: Lebih dari Sekadar Anak Durhaka

Nama Malin Kundang mungkin sudah tidak asing di telinga masyarakat Indonesia. Cerita tentang seorang anak miskin yang merantau, menjadi kaya, lalu lupa akan ibunya sendiri, memang telah menjadi simbol peringatan bagi siapa pun tentang pentingnya menghormati orang tua.

Namun dalam video ini, Malin Kundang tidak hanya dipotret sebagai kisah tentang hukuman. Ia ditampilkan sebagai gambaran perjalanan moral manusia---tentang ambisi, pengingkaran, dan akibat dari kesombongan. Narasi dibawakan dengan gaya bahasa yang sederhana namun menyentuh, cocok untuk siswa sekolah dasar dalam memahami nilai-nilai kehidupan dari sudut pandang budaya.

Siswa tidak hanya diajak menonton, tetapi juga diajak merenung dan merefleksikan: Apa yang bisa kita pelajari dari kisah Malin? Bagaimana seharusnya kita bersikap terhadap orang tua?

Penyerahan Video Hasil Pengembangan
Penyerahan Video Hasil Pengembangan

Microlearning: Belajar Cerdas di Era Digital

Sebagai video microlearning berdurasi singkat, konten ini mampu menyampaikan cerita, visual menarik, dan pesan moral yang kuat dalam waktu kurang dari lima menit. Format ini sangat cocok untuk generasi muda yang akrab dengan media digital dan pembelajaran cepat berbasis visual.

Materi ini dikembangkan langsung melalui kegiatan praktik lapangan di SDN Pakintelan 03, Semarang. Di sekolah tersebut, mahasiswa UNNES tidak hanya berinteraksi dengan siswa dan guru, tetapi juga mengidentifikasi kebutuhan belajar dan mengembangkan media pembelajaran yang kontekstual.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun