Mohon tunggu...
Dony Cahyono
Dony Cahyono Mohon Tunggu... Penulis - Linguistics student.

Cause writing is somehow addictive

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Fenomena IKKON Tol yang Bikin "Gagal Fokus"

4 Januari 2019   15:12 Diperbarui: 4 Januari 2019   16:24 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Berita Satu TV

Malam tadi saya asik membaca tentang Fastpay dan peluangnya, seperti biasa kemudian saya membuka aplikasi Instagram dan search salah satu akun hiburan yang mengunggah foto/video penuh kelucuan (@awreceh.id) kemudian ketika saya scroll saya menemukan satu video yang cukup mencuri perhatian dan membuat saya tertawa sekaligus istighfar. 

Video tersebut yaitu tentang tayangan wawancara live di Media Satu TV dengan Bapak Triawan Munaf, salah satu politisi, musisi, dan pengusaha Indonesia. Bapak Triawan Munaf menjabat sebagai Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) setelah resmi dilantik oleh Presiden RI, Joko Widodo, pada 26 Januari 2015 tentang peresmian jalan tol oleh Presiden Jokowi. 

Sang reporter, saat itu membahas tentang pemanfaatan jalan tol yang berguna untuk pemasaran produk-produk ekonomi kreatif berkualitas dari berbagai daerah yang semakin mudah dengan adanya jalan tol, salah satunya Trans Jawa.

Dalam wawancara tersebut, ayah dari penyanyi ternama Sherina Munaf tersebut bermaksud untuk memperkenalkan program-program Bekraf, salah satunya dengan kebijakan IKKON (Inovasi, Kreatif, Kolaborasi Nusantara) jalan tol. Berdasarkan informasi dari halaman web Bekraf, IKKON menjadi program yang menempatkan sekelompok pelaku kreatif di berbagai wiayah di Indonesia untuk mendorong dan membantu pengembangan potensi ekonomi kreatif local. 

Dalam hal ini, IKKON diharapkan bisa menjadi angin segar untuk kebangkitan perekonomian Indonesia. Terdapat beberapa peserta yang diberikan bimbingan/pelatihan khusus dari Bekraf yang nantinya akan menjadi pionir ekonomi kreatif di daerahnya masing-masing.

Selain itu, diharapkan para peserta program IKKON dan masyarakat lokal dapat saling belajar, berbagi, berinteraksi, bereksplorasi dan berkolaborasi, sehingga masing-masing pihak yang terlibat saling mendapat manfaat secara etis (ethical benefit sharing) berkelanjutan. Nah, dari informasi Detik.com yang mewawancarai Pak Triawan, beliau berharap dengan adanya tol yang sedang masif dibangun, daerah yang dilalui oleh tol ini dapat membangkitkan kualitas perekonomiannya. 

"Program IKKON bisa dimanfaatkan khusus untuk daerah-daerah yang dilewati tol tersebut, yang secara spontan pada saat wawancara itu saya kasih istilah IKKON-TOL," ucapnya, dikutip dari Detik.com.

Namun, dengan tanpa disadari, pernyataan yang diucapkan Triawan dengan menyebut "IKKON Tol" malah terdengar ambigu dan membuat banyak orang tertawa, karena frasa tersebut terdengar seperti merujuk pada alat kelamin. Sontak saja, bagi orang awam yang mendengar tanpa melihat konteks dari ucapan tersebut mungkin akan sama seperti saya, yaitu "Gagal Fokus". 

Awalnya saya menduga mungkin yang dimaksud Pak Triawan yaitu Icon namun salah pengucapan karena saya tidak menyimak berita secara utuh, tapi ternyata yang dimaksud adalah IKKON. Setelah baca beritanya maupun klarifikasi, barulah saya paham frasa yang dimaksud dan seperti apa program dari IKKON untuk tol ini.

Yang lebih menggelitik yaitu ketika Pak Triawan mengucapkan frasa IKKON Tol bukan hanya sekali namun jika tidak salah hingga tiga kali. Sontak saya semakin tertawa geli mendengarnya. 

Frasa ini mungkin dipilih untuk merujuk pada program Bekraf, namun sepertinya pemilihan frasa satu ini justru menjadi bahan candaan dan ledekkan bagi sebagian orang. Apalagi didukung dengan semakin cepatnya penyebaran informasi melalui media sosial, momen ini dengan cepat menyebar di kalangan masyarakat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun