Aku sempat kaget, ini masih di Palembang bukan sih? Lalu aku bertanya dak galak dipanggil kau  maksudnya minta dipanggil apa ?  Berrrrrrrrr tiba-tiba aku di kerumuni banyak petugas yang menyalahkan betapa tidak sopannya aku,harusnya panggil dokter.....jangan kau-kau bae !'
Nah,sejak kapan pasien pernah menang lawan dokter? Akhirnya aku putuskan pulang saja.Tapi aku minta untuk foto ronsenku untuk aku foto.Buat dokumentasi kalau aku berobat ke tempat lain.Sempat terjadi tarik-tarikan,mereka menolak karena itu haknya rumah sakit. Segala macam kata yang menunjukan betapa superiornya mereka ,sempat ditujukan padaku. Dan sebagai orang waras akupun sempat bicara keras pada mereka.
Seorang petugas mengiringku ke ruangan kerjanya.Kembali lagi aku mendapat penjelasan yang sama tentang dokter spesialis daftar tunggu sampai Januari. Kepalaku mulai oleng,dadaku rasa panas dalam arti sebenarnya. Beliau menawarkan untuk memeriksaku. Aku bilang  rasanya tidak mungkin,karena tekanan darahku pasti naik.Dan benar tensi darahku naik sampai 280 sekian.Â
Aku dipersilakan menenangkan diri di kursi dentis diberi segelas air  putih, yang sampai pulang tidak aku minum.Beberapa orang datang  menanyakan keadaanku, aku bilang aku lagi sesak jangan diajak ngomomg dulu.Tak lama seorang datang memeriksa denyut nadiku. Katanya aman, masih persekian. Â
Setelah tenang aku pamit pulang. Sampai di loby aku menumpang duduk lagi sambil mencari form pengaduan layanan. Â Aku lupa bawa pena,seorang petugas meminjamkan penanya padaku.
Lalu aku mulai menuliskan kisah ku hari ini. Pada bagian no hp tidak aku isi,sepertinya pengalamanku hari ini hanya dianggap angin lalu. Jadi mereka tidak akan rugi juga.Walaupun aku tidak akan pernah lagi berobat ke sana, tapi masih ada jutaan pasien miskin lain.
Kesimpulan dari pengalamanku hari ini adalah, sebaiknya Rumah Sakit Gigi Dan Mulut Sumatera Selatan pasang sepanduk pemberitahuan. Dilarang panggil kau pada petugas,karena beresiko pasien tidak akan dilayani. Palembang 12 September 2022
