Mohon tunggu...
Rahma dona
Rahma dona Mohon Tunggu... Wiraswasta - wiraswasta

http://donasaurus.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Soekarno Rajo Palembang

2 Agustus 2018   14:06 Diperbarui: 3 Agustus 2018   19:29 629
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Mendaratnya Jepang ke nusantara pada  tahun 1942,  membuat  pemerintah Belanda di  Indonesia  kalang kabut.  Situasi  politik yang  gamang  itu, melemahkan pengawasan terhadap para pejuang kemerdekaan termasuk juga tahanan politik. Soekarno memanfaatkan keadaan itu, untuk segera angkat kaki  dari  pengasinganya di Bengkulu. Tapi kembali ke Jakarta, memerlukan  strategi .

Soekarno orang penting. Bukan turis backpacker, ia tidak bisa  hilir mudik  sesuka hati.  Bagi  aktivis pejuang kemerdekaan,  dia adalah bahan bakar pengobar semangat. Bagi Belanda juga Jepang, beliau adalah  sumber penyakit kemerdekaan  yang harus diawasi. Bukan gede rasa(GR),tetapi lelaki ini  menyadari bagaimana  dirinya adalah komponen penting dalam mesin perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Selama empat tahun berada di Bengkulu, beliau bersosialisasi dengan berbagai  kalangan. Salah satunya  HM Azharie, saudagar asal Palembang. Karena urusan niaga, HM Azharie secara berkala  bolak -balik  Palembang-Bengkulu. Jadi tidak ada yang curiga, ketika ia diam-diam membawa serta  Bung Karno pulang ke Palembang.

dokpri
dokpri
Dinihari Bung Karno tiba di kampung Perigi laut  2 ulu -Palembang. Di rumah Limas yang luas dan tergolong mewah pada zamanya (maklum rumah saudagar)  Bung Karno beristirahat.  Tapi nama Soekarno terlalu besar untuk disembunyikan.

Menjelang tengah hari, hampir semua warga kampung mengetahui keberadaanya. Berduyun-duyun masyarakat datang, ingin bertemu dengan sosok yang tak kenal lelah berjuang untuk kemerdekaan Indonesia. Situasi mulai berbahaya, untuk alasan keamanan  HM Azharie harus memindahkan Bung Karno. 

Yang dianggap aman adalah rumah kerabat, yang berjarak sekitar 200m dari kediamanya . Sekitar tiga hari, Bung karno bermalam di kampung Perigi laut. Dengan kapal Phinisi  Bung Karno  diantar kembali ke Jakarta.Mengingat  Soekarno hanya numpang bermalam, tak ada barang-barang pribadi  Sang Proklamator yang tersimpan di rumah itu.

dokpri
dokpri
Penduduk Perigi laut, sangat menghargai Soekarno dan bangga  pemimpin besar pernah singgah di kampung mereka. Pedestarian yang sejak berdirinya kampung itu bernama  Tanggo Perigi sejak  kedatangan Soekarno pada tahun 1942   berganti nama menjadi Tangga Raja-Tanggo Rajo. Ungkapan penghormatan, peran  Soekarno dianggap setara  Raja bagi masyarakat Palembang. Sekarang lokasi ini, resminya bernama   Jl. Faqih Usman Lr.Tangga Raja Rt 13/03 2 Ulu Laut- Palembang.

dokpri
dokpri
Tidak sulit bila  ingin berkunjung ke  kampung Tanggo Rajo 2 ulu.  Naik perahu getek  sekitar 15 menit dari dermaga Benteng Kuto Besak atau dari  Goedang Buncit menuju Tanggo Rajo ongkosnya sekitar 5-10.000/ orang  sekali seberang   tergantung nego dengan  driver geteknya. Perjalanan menuju Tanggo Rajo lumayan asyik.  Kampung ini, berada  tepat di bawah jembatan Musi 4. 

Masyarakat kampung  ramah, tak sungkan bercerita mengenai sejarah dan budaya mereka pada pengunjung. Selain cerita tentang Soekarno, Cek Ifan , anak HM Azharie berbagi cerita tentang budaya masyarakat Palembang.  Kehidupan pinggir sungai dan sejarah menjadi sesuatu yang  menarik untuk dilihat di kampung Tanggo Rajo.***donapalembang2018


Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun