Mohon tunggu...
Donan Abbad Abdullah
Donan Abbad Abdullah Mohon Tunggu... Lainnya - Law Student

HUKUM UIN 2020

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Civic Education Bersama Centennials.id kita Menguatkan Mental Generasi Z di Tengah Pandemi.

8 Desember 2020   00:04 Diperbarui: 10 Desember 2020   22:30 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Generasi Z merupakan generasi yang lahir mulai tahun 1995 hingga 2010. Gen Z adalah Generasi Emas, Generasi yang akan menjadi actor pada Indonesia Emas 2045. Sudah saatnya Gen Z hadir  sebagai kompetitor berfikir negara dan kanal kolaborasi lintas sektor untuk membahas isu-isu generasi.

#WaktunyaGenZ merupakan gagasan besar yang kami bawa untuk menyampaikan kehalayak publik bahwa adanya sirkulasi generasi baru yang siap membantu mewujudkan di 100 tahun Indonesia merdeka nanti. Centennial Ideas hadir dengan turut mengundang pembicara yang kompeten mulai dari aktivis, musisi, publik figur dan lainnya hingga tokoh nasional. Indonesia tahun 2045 diperkirakan akan menjadi negara berpendapatan tinggi dan menjadi kekuatan ekonomi nomor 4 dunia. Presiden Joko Widodo menegaskan, bangsa Indonesia harus berubah. Caracara lama yang tidak kompetitif harus dihentikan. Butuh cara-cara baru yang lebih cepat. Melangkah saja tidak lagi cukup. Saat ini, lompatan kemajuan yang paling dibutuhkan.

Momentumnya tepat, tatkala bangsa kita berada di puncak bonus demografi. Akan terjadi antara 2020 hingga 2024 Bonus demografi menjadi bonus lompatan kemajuan jika disiapkan dengan baik dan tepat. Indonesia membutuhkan SDM yang kompetitif, yaitu bersifat pekerja keras, jujur, kolaboratif, solutif dan enterpreneurship. Selain itu juga kompetitif dalam penguasaan ilmu pengetahuan.  Selain itu juga menguasai the emerging skills yang mampu mengisi the emerging jobs dan inovatif dan membangun the emerging business.

Pada hari ini para milenial dan generasi-z  memiliki gaya yang hampir mirip di dunia kerja. Mereka yang hidup era media sosial, rata-rata ingin segalanya serbainstan. Di samping kinerjanya yang kreatif dan penuh gairah, milenial sering ingin serba instan saat bekerja di suatu perusahaan. Hal inilah yang menjadi salah satu alasan banyak milenial dan generasi Z cenderung pilih-pilih kerja yang sesuai dengan keinginan mereka. Yang nyaman dan gajinya tinggi tentunya. Namun begitu, langkah tersebut membuat hubungan antara kesempatan kerja dan keinginan sering kali tak cocok. Indonesia sendiri menjadi salah satu Negara dengan profil demografis termuda di dunia dengan lebih dari 138 juta (53,3 persen ) penduduknya berusia di bawah 30 tahun ( BPS, 2016).

Dalam 5-8 tahun kedepan, angkatan kerja baru Indonesia akan didominasi oleh Generasi Z. Oleh sebab itu, dibutuhkan generasi muda yang produktif dan berperan untuk mendorong transformasi bangsa Indonesia menuju ke generasi emas 2045. "Milenial ada berbagai karakteristik. Banyak juga milenial yang kurang mampu dan rentan, termasuk perempuan dan pemuda penyandang disabilitas yang juga harus siap memasuki dunia kerja dan memperoleh eterampilan yang mereka butuhkan untuk mendapatkan pekerjaan baru atau lebih baik,"

Founder & CEO Rencanamu Rizky Muhammad mengungkapkan, hasil riset yang dilakukan selama tiga tahun terakhir. Dalam riset, pihaknya mendalami profil data lebih dari 1,6 juta siswa dan mahasiswa pengguna serta riset terhadap industri. "Ditemukan fakta-fakta mengenai kondisi talenta dan ketimpangan antara supply dan demand," tegasnya. Berikut hasil risetnya:

1. Tak Tahu Mau Kerja Apa

Sebanyak 92 persen siswa SMA/SMK sederajat bingung dan tidak tahu akan menjadi apa ke depannya. Ketidaksesuaian antara supply dan demand, yaitu bidang-bidang yang diambil oleh siswa dan apa yang dibutuhkan industri saat ini.

2. Salah Jurusan

Sebanyak 80 persen siswa SMK mengambil jurusan dan bidang yang tidak sesuai dengan keinginannya. Ada 45 persen mahasiswa merasa salah mengambil jurusan. Siswa kurang mendapat bimbingan secara menyeluruh terkait perencanaan kuliah dan karier.

3. Tak Punya Skill

Lulusan baru dirasa tidak mempunyai skill dan kompetensi sesuai seperti yang dibutuhkan saat ini. Krisis talenta dan skill gap menjadi masalah utama, mengancam perekonomian, dan perkembangan bangsa Indonesia ke depannya.

4. Pengangguran Terselubung

Meningkatnya pengangguran terselubung (underemployment) dan tingginya pengangguran (unemployment) di kalangan anak muda.

Oleh karena itu kami hadir membawa gagasan baru yang concern terhadap perkembangan generasi z  untuk mempersiapkan tantangan bonus demografi ditahun 2045. Aksi nyata dari kami adalah mengadakan event pertama yang bernamakan Centennials Ideas yang diadakan pada tanggal (26/11/2020) lalu telah sukses diadakan. Acara Centennial Ideas sendiri, memiliki komposisi pemateri Gen Z dan juga mengundang generasi milenial sebagai generasi terdekat yang berkewajiban untuk membantu semua kalangan di tengah pandemi Covid-19.

Kegiatan Centennial Ideas dimulai dengan sesi monolog yang dihadiri oleh 10 orang generasi Z dari berbagai macam lintas sektor dan aktivisme. Mulai dari bidang lingkungan, kesehatan mental, kesetaraan gender hingga pendidikan. Sesi monolog ini dibuka oleh Alvinaldy Firtah (Ketua FOS DKI Jakarta), Dedy Uswanas (Owner Up All Might Caf), Salsabila Khairunisa (Founder Jaga Rimba), Manik Marganamahendra (Ketua BEM UI 2019 dan Co-Founder Centennialz.id), Rhaka Ghanisatria (Founder Menjadi Manusia), Andira Utami (Founder Pintar Sehat Peduli), Dinno Ardiansyah (Presiden Mahasiswa Trisakti 2019 dan Co-Founder Centennialz.id), Najmi Mumtaza (Wasekjen PP IPNU), Trivet Sembel (Founder dan CEO Proud Media Group), dan Sultan Rivandi (Ketua DEMA UIN Jakarta 2019 dan CoFounder 2019).

Salah satu co-founder Centennialz.id yang juga menjadi speakers di acara Centennial Ideas, Sultan Rivandi, menekankan pentingnya menjaga harapan generasi Z, meskipun dihantam pandemi sedemikian kencang. "Apa yang dikenal generasi sebelumnya sebagai rutinitas, kini harus terhenti hanya dalam sekejap terimbas pandemi. Mimpi kita terhenti, imajinasi kita hancur, dan harapan kita bluur akibat pandemi. Itulah generasi Z. Bisa jadi sejarah menghapus lebih awal generasi ini, atau bisa juga kita keluar dari gelombang ujian ini dan menjadi generasi yang paling kuat," ujar Sultan

Ketua Dema UIN Jakarta ini, juga memantik agar generasi Z bisa tetap kritis dan aktif dalam mengawal isu-isu kebijakan publik, dalam sesi dialog yang mengusung tema 'Gen Z Melek Politik' bersama Ketua YLBHI Asfinawati, Anggota DPR Puteri Komarudin, dan Direktur Eksekutif Lokataru Haris Azhar. "Kita harus membangun budaya politik yang berbeda, dengan nalar kritis, sopan santun, tidak saling membenci, tidak saling mencaci, dan menghargai perbedaan. Kita sebagai pemilih pemula harus menghentikan masalah-masalah toxic dalam politik yang selama ini sudah berjalan," tegas Sultan.

Sementara, Presiden Mahasiswa Trisakti 2019 dan co-founder Centennialz.id, Dinno Ardiansyah menekankan pentingnya kolaborasi dan pola integrasi satu sama lain. Pasalnya, generasi Z memiliki kekuatan jaringan yang harus dimaksimalkan dengan baik. "Generasi Z harus melakukan gebrakan yang kreatif, dan juga melakukan pola pola ynag terintegrasi dengan banyak hal misal dengan generasi milenial, komunitas lain, dan sifatnya kontributif. Kita siap bekerja sama sebagai wadah kolaboratif yang bermanfaat," kata Dinno.

Ketua BEM UI 2019, Manik Marganamahendra menyampaikan, Generasi Z harus menjadi generasi yang kritis dalam melawan persepsi lama, serta harus terlibat aktif dalam menggapai cita-cita keadilan bagi seluruh warga bangsa. "Generasi Z yang hidup dalam suasana patriarki luar biasa mengakar. Barangkali, perlawanan mutlak harus dilakukan dan keadilan harus dijemput dan diraih, bukan sekedar menunggu," tandas Manik.

Kedepan kami akan konsisten memberikan pelatihan dan seminar tentang pengembangan diri sehingga kita membantu pemerintah dalam membangun peningkatan kualitas sumber daya manusia terkhususnya generasi z agar bisa bersaing di tahun -- tahun Indonesia emas dalam rangka menyambut Bonus Demografi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun