Mohon tunggu...
Indonesia Happy People
Indonesia Happy People Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Orang Indonesi yang bahagia dan bergembira dalam proses menjadi bagian dari upaya membangun kembali Indonesia Raya

Selanjutnya

Tutup

Politik

Parade Humor Barisan Petahana (Udah Alus Belum Judulnya)

7 November 2018   15:11 Diperbarui: 7 November 2018   15:13 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://orangindonesiabahagia.blogspot.com/2018/11/standar-ganda-gerombolan-jokowi-gaya.html


Pesta demokrasi kita kini menjadi pesta pora nalar dan bathin. Saat orang sibuk mencari cara mewujudkan cita-cita para pendiri bangsa yang coba terus dijegal oleh pihak yang selalu ingin merenggkut anugerah yang seharusnya dinikmati bangsa ini, masih saja ada kelompok tertentu yang dengan bangga menjadi pengkhinat dan atau menjadi pemandu sorak pengkhianat.

Dalam kegelisahan rakyat karena gaya kepemimpinan yang lemah dan loyo, suara-suara kebenaran semakin tak terbendung. Pengetahuan dan keingintahuan rakyat akan kondisi yang sedang dialami oleh negara membuat sebuah kelompok gelisah. Kegelisahan akan tipu daya mereka selama ini akan semakin ditinggalkan masyarakat karena akal.

Sebagian kini sudah mantap menyuarakan "I Don't Trust Him Anymore", sebagian memang sudah mantap dengan keyakinan "I Never Trust Him". Dalam situasi ini, maka agenda narasi sesat dan logika terpelintir semakin gencar dilaksanankan dengan asupan yang sepertinya semakin merampingkan otak.

Dilakukanlah parade dengan atraksi super lincah oleh kaum ini, walau akhirnya terpeleset. Saat seorang yang selalu berusaha tampak dan terdengar intelektual dalam kepedulian pura-puranya mulai kehabisan bedak untuk menutupi air muka aselinya. Saat masih gelisahnya rakyat akan hawa nafsu impor pangan oleh rezim, menyuarakan hati dan pekikan kepedihan rakyat itu akan melahirkan efek samping.

Seorang politikus yang punya posisi cukup penting dipartainya mencoba membagikan kebodohan berpikir dengan mengkomper impor pangan yang terus menerus membenamkan kehidupan para petani kita kedalam lumpur penderitaan dengan kuda impor milik pribadi dari seseorang yang sama sekali tidak memapar kehidupan para petani. Yang penting punya kata yang sama, impor, walau konteks dan urusannya tidak ada hubungannya, ga apa yang penting punya bahan buat manyun-manyun menjilat penguasa.

Saut menyaut ini juga dilakukan petugas bantah fakta ala tim, apa ya enaknya kita kasih nama... Sudahlah namanya nanti saja, intinya ikut-ikut menggunakan kalimat impor kuda pribadi untuk kepentingan olah raga yang juga mengharumkan nama bangsa dengan impor pangan pakai duit negara yang menghancurkan anak bangsa demi persenan atau apalah itu. Dalam forum disebuah acra tv yang malah membuat pemelihara nalar tersenyum miris. Sudah benar habis akal bulusnya.

Belum lagi saat agen yang mereka utus untuk memoblisasi sebuah isu murah untuk upaya mereka membunuh karakter seseorang. Saat akhirnya kata yang keluar adalah kata yang sama sekali tidak pantas dari mulut seorang kepala daerah yang mengaku "bermartabat". Sudah jelas salah, sudah jelas dilakukan dengan amarah atau untuk memamcing amarah. Menyebut seorang dalam cacian yang mungkin jadi kebiasaan kaum mereka justru dibela dengan segalam macam cara. Mulai memalsukan tepo sliro jawa dan kemudian coba berlindung dengan Egaliter Surakarta. Aduh mama e....su talalu sekali. Su makin habis akal kah bagemana?

Semakin dekat dengan waktu-waktu untuk junjungan mereka diganti dan kemenangan rakyat membubarkan rezim mereka, semakin pedih humor yang mereka sajikan. Mungkin dibelakang mereka bisa tertawa dalam dusta yang mereka buat yang mereka pikir bisa membodohi rakyat. Humor mereka sangat rendah karena menghina akal sehat.

Kualitas tidak bisa dibeli bro and sis haha. You can pay for school, but you can't buy a class. Berhentilah norak, kembalilah kedalam akal. Bahwa saat ini setiap humor payah dan stupidity yang diproduksi untuk merayu rakyat sudah tidak laku. Akui saja, saat akhirnya tipu-tipu hanya dinikmati sendiri oleh kaum mereka layakknya masturbasi dalam imajinasi tuding menuding demi hasrat tak terbendung menggerogoti.

Kebenaran akan menang.

Bagus ga cerpennya? sebagai anak bangsa harapan cerita diatas hanya fiktif belaka. Bila ada kesamaan dengan pengalaman anda saya mon maap. Namanya juga hiburan. Saya teriilhami dari kejadian nyata memang, sandiwara boneka, tapi lupa yang mana oleh siapa, semoga kita selalu dilindungi yang maha kuasa dan mata hati kita dibuka untuk melihat kebenaran. Udah ya, makasih.

#EhemBersamaApaGitu... LOL

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun