Mohon tunggu...
Nurfahmi Budi Prasetyo
Nurfahmi Budi Prasetyo Mohon Tunggu... Jurnalis - Menulis kalau lagi mood

Penguber kuliner, tertarik politik & penggila bola

Selanjutnya

Tutup

Politik

Bahaya Laten HTI dan Tagar 2019 Ganti Presiden

4 September 2018   08:38 Diperbarui: 4 September 2018   08:47 1004
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ribuan umat Islam yang tergabung dalam Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) hadir di Muktamar HTI di Gelora Bung Karno Jakarta, Minggu (2/6/2013). HTI mengajak seluruh umat Islam untuk kembali pada Khilafah Islamiah dan menegakkan Syariat Islam. Kompas/Angger Putranto 02-06-2013(ANGGER PUTRANTO)

Kepada adik saya yang baru kuliah di Teknik Sipil UI, saya hanya berpesan, jangan ikut-ikutan organisasi kemahasiswaan gak jelas ideologinya. Di UI itu terkenal basisnya organisasi mahasiswa yang pemahaman ke-Islamannya radikal bebas.

"Mas sebutin satu-satu ya Dek. Ada HTI, sama jangan sembarangan ikutan Rohis. Bukan berarti mas ngelarang masuk Rohis, tapi lihat-lihat dulu isi pengajiannya. Soalnya ada yang ideologinya sama kayak Ikhwanul Muslimin ada juga HTI, nah yang parah itu NII KW9," beber saya kepada adik kandung yang terpaut 13 tahun usia kami berdua.

Pesan lainnya kepada adik saya, pokoknya, kalau kamu diajak ngaji, tapi isi ngajinya cuma jelek-jelekin pemerintah. Nyinyir gak jelas, kamu jangan ikut lagi. Kritis boleh, tapi harus ada solusi, mending kamu masuk aja HMI, PMII, IMM, atau sekalian masuk GMNI.

Aktif di organisasi mahasiswa penting. Intra maupun ekstra. Selain belajar berorganisasi, melatih leadership, membangun relasi dan membentuk karakter diri. Organisasi bisa meminimalisir potensi kita jadi mahasiswa autis: kuliah pulang kuliah pulang, cuma ngejar target IPK tinggi biar bisa kerja di perusahaan bonafit atau keterima di PNS. Bukan, bukan itu tujuan kamu kuliah. Pesan saya lagi kepadanya.

Adik saya merespon, HTI bukannya gak apa-apa ya, Mas? 

Nah saya mulai keringat dingin dengar jawabannya. Memang selama di SMA meski di SMA negeri favorit, dia pernah ikut Rohis. Dan saya curiga, benih-benih puritan sudah dibentuk di rohis yang diikutinya di SMA. Bukan rohisnya yang salah, tapi senior-senior mentor mereka yang sudah terkontaminasi oleh kepentingan politik partisan dari partai politik tertentu atau ideologi ekstrem yang berbahaya bagi negara.

Ya, jelas Hizbut Tahrir Indonesia disingkat HTI itu sudah resmi jadi organisasi terlarang di Indonesia. Sama seperti dulu PKI dilarang. Selain membahayakan bagi NKRI dan persatuan serta kesatuan Bangsa, mereka juga ingin mengganti sistem negara kita.

Ditambah lagi adik saya dari SD hingga SMP di sekolah Islam Terpadu yang sama. Dimana mayoritas gurunya kader dan simpatisan dari partai yang selama ini mengaku sebagai partai dakwah. Waktu kelas 4 SD saja, di SDIT yang jam belajarnya sampai sore, pernah gurunya mendoktrin ketika pelajaran bikin surat. Kepada anak muridnya dibilang, tulis salam yang diajarkan Islam, Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Jangan salam sejahtera, karena salam itu salamnya orang Kristen.

Nah, waktu itu saya beri pemahaman ke adik saya yang masih SD itu. Bilang ke guru kamu kalau kamu berani, semua salam artinya sama. Sama-sama baik. Cuma beda bahasa saja. Dan tidak ada bedanya orang Islam sama orang Kristen. Kita semua bersaudara sesama Bangsa Indonesia.

Tentu bagi anak kelas 4 SD, pola pikir mereka belum sampai ke sana. Berbahaya memang, jika sejak dini sudah diajarkan polarisasi, mengkotak-kotakkan status dengan identitas. Memang, gaya mereka dalam dunia pendidikan dan berpolitik tidak jauh berbeda dengan memainkan politik identitas.

Gerakan #2019GP Ditunggangi HTI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun