Salah satu hal yang memang harus diingat oleh para dokter saat sumpahnya yaitu " Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan peri kemanusiaan".
Oleh karena itu pada berbagai sambutan angkat sumpah dokter, saya mengingatkan kepada para dokter wanita baru untuk minta komitmen calon suami untuk tetap bisa praktek atau kalau memang memilih menjadi dosen, peneliti atau tetap bekerja walau bukan sebagai klinisi karena tadi begitu besar pengorbanan yang dikeluarkan baik materil maupun non material untuk bisa meraih gelar dokter.
Kasus curhatan ibu dan ibu2 lain terhadap anaknya yang dokter yang hanya berujung sebagai ibu rumah tangga setelah meraih gelar dokter bisa menjadi pelajaran buat calon dokter atau dokter baru.Â
Ngobrol dengan baik kepada orang tua, ketika memang calon suami atau suami minta hanya menjadi ibu rumah tangga agar mereka tidak mengalami penyesalan yang berkepanjangan dan berakibat mengalami penyakit psikosomatik seperti ibu tadi yang curhat kepada saya.
Ini memang bukan persoalan mudah tetapi persoalan ini tidak akan muncul kalau sudah diantisipasi dari awal. Karena saya sebagai dosen dan para orang tua dari para dokter tersebut berharap titel dokter dapat dimanfaatkan sebagai mana semestinya.Â
Ini juga bisa menjadi kebanggaan buat anak2 mereka kelak bahwa ibunya tetap bisa menjadi ibu yang baik dan tetap bisa berbagi ke sesama melalui tangan dinginnya sebagai dokter.
Cerita ini bisa terjadi pada profesi lain dilema buat para wanita yang berpendidikan ketika baru menikah dan  dihadapkan pada permasalahan ketika diminta oleh suaminya untuk berhenti bekerja  dan di satu sisi ibunda tercinta berharap ananda wanitanya tetap menjalankan profesinya.
Terima kasih untuk membaca tulisan saya ini, mohon maaf kalau ada hal yang tidak berkenan.
Salam sehat,
Ari F Syam