OoOoOoOoOoOoO
"Andi, sini lo!"
"Kenapa bro Tino?"
"Lo bohong kan tadi ke Bang Patria? Ngaku ini tulisan lo, kelihatan banget kalo lo itu bohong."
"Beneran, Bro. Itu tulisan gue tadi. Aku memang sempat minta feedback ke teman juga, sesama penulis. Memang itu dikoreksi juga tadi, tapi ya, kan bukan bagian dari minta penulis bayaran."
"Oh, kamu percaya ke teman gitu? Gak percaya ke internal Dewan Pers sendiri? Udah berani ya nentang kita semua. Ga solid lama-lama ya sekarang. Lo udah tau kan si Haris bilangnya gimana? Semua tulisan itu harus menjalani proses editing dulu sama kita berdua. Kalian akan tahu kesalahan kalian semua dengan bantuan kita."
"Lah kan ini tulisan buat tugas esai doang, Tino. Kok harus melewati kalian juga?"
"Ya, itu juga sama aja. Lo mau belajar kan?"
"Mmm.. mau sih, Bro. Tapi, ya, kan Bang Patria juga sangat jago dalam menulis. Mungkin, gue bisa minta feedback dari beliau."
"Hah? Hello bro.. Hello. Lo. Itu. Berada. Di. Fakultas Ekonomika dan Bisnis. Bukan. Di. Fakultas. Ilmu. Budaya. Kita mengundang Bang Patria itu juga karena formalitas aja untuk mempererat kerjasama jurnalistik antar Fakultas. Gue mah bisa aja itu bikin workshop sendiri ke sana ke mari. Ngapain pake ngundang Bang Patria segala? Skill dia mah di bawah gue. Pernah ga dia headline banyak di koran nasional? Dia mah ga pernah, gue gini pernah."
"Iya, Bro. Iya."