Mohon tunggu...
Farhandika Mursyid
Farhandika Mursyid Mohon Tunggu... Dokter - Seorang dokter yang hanya doyan menulis dari pikiran yang sumpek ini.

Penulis Buku "Ketika Di Dalam Penjara : Cerita dan Fakta tentang Kecanduan Pornografi" (2017), seorang pembelajar murni, seorang penggemar beberapa budaya Jepang, penulis artikel random, pencari jati diri, dan masih jomblo. Find me at ketikanfarhan(dot)com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Nostalgia Itu Bernama Kutukan

6 November 2017   19:57 Diperbarui: 6 November 2017   20:06 808
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : c2o-library.net

OoOoOoOoOoOoO

"Andi, sini lo!"

"Kenapa bro Tino?"

"Lo bohong kan tadi ke Bang Patria? Ngaku ini tulisan lo, kelihatan banget kalo lo itu bohong."

"Beneran, Bro. Itu tulisan gue tadi. Aku memang sempat minta feedback ke teman juga, sesama penulis. Memang itu dikoreksi juga tadi, tapi ya, kan bukan bagian dari minta penulis bayaran."

"Oh, kamu percaya ke teman gitu? Gak percaya ke internal Dewan Pers sendiri? Udah berani ya nentang kita semua. Ga solid lama-lama ya sekarang. Lo udah tau kan si Haris bilangnya gimana? Semua tulisan itu harus menjalani proses editing dulu sama kita berdua. Kalian akan tahu kesalahan kalian semua dengan bantuan kita."

"Lah kan ini tulisan buat tugas esai doang, Tino. Kok harus melewati kalian juga?"

"Ya, itu juga sama aja. Lo mau belajar kan?"

"Mmm.. mau sih, Bro. Tapi, ya, kan Bang Patria juga sangat jago dalam menulis. Mungkin, gue bisa minta feedback dari beliau."

"Hah? Hello bro.. Hello. Lo. Itu. Berada. Di. Fakultas Ekonomika dan Bisnis. Bukan. Di. Fakultas. Ilmu. Budaya. Kita mengundang Bang Patria itu juga karena formalitas aja untuk mempererat kerjasama jurnalistik antar Fakultas. Gue mah bisa aja itu bikin workshop sendiri ke sana ke mari. Ngapain pake ngundang Bang Patria segala? Skill dia mah di bawah gue. Pernah ga dia headline banyak di koran nasional? Dia mah ga pernah, gue gini pernah."

"Iya, Bro. Iya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun