Mohon tunggu...
Dquestion
Dquestion Mohon Tunggu...

just usual man with usual ability Mahasiswa Ilmu Komunikasi, FISIP, UNDIP

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Postingan Ngemis Like Untuk Promosiin FP (Fanpage) atau Grup dan Lain Sebagainya

27 November 2014   04:19 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:44 613
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1417010895930857597
1417010895930857597

Sebenarnya saya rada pusing dengan postingan ngemis like dengan cara yang bersimpati padahal tujuan sebenarnya  promosiin fanpagenya, apalagi menggunakan gambar dari orang yang menderita sakit baik mental atau fisik. Seolah mereka menggunakannya agar image fp, akun personal, ferusahaan, organisasi dan lain sebagainya dikenal dengan image yang baik dan suka bersimpati terhadap hal - hal yang memilukan, padahal belum tentu seperti itu, itupun jika foto atau gambar yang digunakan tidak hoax atau kejadiannya seperti itu soalnya banyak yang sudah terjadi di dumay alias dunia maya.

Postingan itu akan berupa kalimat - kalimat persuasif yang menyentuh emosional pembaca atau yang melihat disertai gambar yang berisi konten tertentu seperti konten yang memilukan contohnya orang yang menderita kelainan fisik atau mental. Kalimat yang seolah membuat pembaca merasa diperingatkan agar tidak beranjak dari kursi fanasbungnya. Bahkan banyak yang menggunakan unsur unsur agama (karena tahu sendiri unsur ini sangat mengena di negara berkembang seperti Indonesia). Namun sayangnya hal tersebut membuat orang kehilangan rasionalitas, cara berpikir kritisnya dan obyektifnya.

Saya sempat teringat argumentasi hitler bahwa propagonduk alias propagondok alias propaganda itu merupakan seni penyampaian pesan yang ditujukan pada masyarakat Jerman, bukan kaum Intelektualnya, namun sepertinya saat ini sudah tidak berpengaruh hal tersebut. Tingkat pendidikan, status sosial dan lain sebagainya sepertinya bukan jaminan untuk kemakan propaganda omong kosong, mungkin akan berbeda jika mereka bisa berpikir rasional, kritis dan obyektif. Bahkan orang yang katanya intelekpun sekarang mudah kemakan isu isu bohong belaka seferti yang kita lihat diforum forum contohnya yang suka nimbrung di FP J*nru.

Benar saja, unsur - unsur emosional tersebut emang berpengaruh dalam kegiatan persuasif terutama ketika ingin menarik minat atau perhatian audiens, beberapa diantaranya menurut J.B. Watson yaitu rasa takut, berang dan cinta. Kalau saat ini informasi palsu yang disebarkan secara masif juga bisa diyakini sebagai kenyataan(metode pervasif) seperti isu sosok A adalah keturunan ini, sosok A adalah penganut ideologi ini dan lain sebagainya. Kembali ke unsur tadi, secara lengkap Emil Doviat menjelaskan lebih rinci hal tersebut dan membagi menjadi 6 :

1. Rasa Belas

Pada diri manusia selalu ada perasan simpati kepada mereka yang menderita atau korban penganiayaan. Karena itu, rasa belas dapat dibangkitkan dengan menonjolkan penderitaan, mendramatisasi kepahlawanan, atau menonjolkan suasana yang tidak berdaya. Jika digabungkan dengan kebencian rasa belas ini dapat menimbulkan kengerian dan jika digabungkan dengan nilai yang tinggi, rasa belas dapat menghasilkan semangat berkorban.

2. Unsur Seks

Unsur seks dapat ditampilkan dalam bermacam macam cara, pengaruhnya terhadap tingkah laku manusia sudah tidak diragukan lagi. Sigmund Freud bahkan menganggap unsur seks (disebut libido) terdapat dalam seluruh kegiatan manusia, kesenian, pengetahuan, ekonomi, sosial, politk bahkan agama. Dengan menyertakan tata nilai, unsur seks dapat menimbulkan kebencian yang luar binasa. Perkosaan terhadap rekan sekelompok dapat membakar kemarahan kelomfok tersebut.

3. Hasrat Menonjol

Sebagai individu, manusia ingin "lebih" dari orang lain. Sebagai kelompok pun ingin menonjol dari kelompok lain. Dalam taraf bangsa hasrat seperti ini bisa menimbulkan chauvinisme dari sisi negatif atau patriotisme dari sisi positif. Pemujaan pada agama, kelompok, pemimpin atau keyakinan hidup merupakan ungkapan hasrat menonjol manusia.

4. Dasar Kesusilaan

Manusia memiliki nilai - nilai batiniah yang tinggi, ia rela mengabdi dan berjuang demi nilai - nilai batiniah itu. Ia ingin berbuat sesuatu yang berarti dalam hidupnya. Untuk itu, ia memerlukan tujuan, berupa kehidupan yang bahagia di akhirat, masa depan yang gemliang, tegaknya keadilan dan kebenaran, atau terwujudnya masyarakat baru yang sejahtera dan tentram.

5. Kebencian

Kebencian terhadap lawan atau kawan, iri hati, kedengkian, kemarahan, dan dendam memegang peranan utama dalam menggerakkan manusia. Kebencian sudah lama digunakan dalam kampanye politik, baik oleh tokoh komunis atau kapitalis. Max Scheler berkata, "kebencian adalah alat perangsang mutlak untuk membakitkan semngat berjuang". Kebencian tidak selalu jelek, bergantung pada objek yang dibencinya dan kerangka etis yang mendasarinya. Benci kepada kejahatan biasanya dianjurkan oleh agama sedangkan benci pada pemerintah dihidupkan oleh pemberontak.

6. Dorongan pelepasan Etis

Pada suatu waktu sebagai individu atau kelompok manusia akan frustasi karena berbuat kesalahan (sehingga menimbulkan perasaan berdosa), diperlakukan tidak adil, dihadapkan pada berbagai macam keinginan yang tidak dapat dicapai, tekanan ekonomi, gangguan psikologis, dan sebagainya. Frustasi ini akan menimbulkan beban hati nurani. Ia ingin melepaskan tekanan batinnya. Bila ada seseorang yang ahli berpidato yang sanggup menunjukan jalan keluar untuk pelepasan batin ini, khalayak akan melampiaskan ledakan emosi yang luar binasa. Dalam teori persuasi modern, pelepasan etis ini dapat disalurkan melalui adjustment mechanism(mekanisme penyesuaian), seperti fantsi, rasionalisasi, kompensasi, proyeksi, represi, kontraposisi, identifikasi dan reposisi, serta negativisme, dan juga asusisasi asusisasi lainnya yang ribet kalau diingat (Mohammad Soelhi, 2012:78).

- Pencitraan sebagai pembantu

Selain unsur - unsur emosional tadi sebagai daya tarik ada pula yang disebut dengan Imagery atau pencitraan(kata2 yang faling heboh akhir2 ini, apalagi kalau sudah nyerempet soal politik, namun bukan itu yang dimaksud disini).

Setiap saat informasi dari lingkungan menerpa kita melalui alat - alat indera penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa dan penyentuh. Dengan begitu kita merasakan terpaan informasi. Dalam komunikasi persuasif seperti propaganda atau bentuk komunikasi lainnya, kita harus menyentuh alat - alat indera komunikan sehingga mereka merasakan apa yang kita rasakan, dan memikirkan apa yang kita pikirkan. Untuk mencapai hal tersebut, tentunya kita harus merangsang terlebih dahulu alat indera itu dengan bahasa. Salah satu diantara keajaiban bahasa ialah merangsang manusia secara fisik. Tubuh ternyata bukan hanya dipengaruhi objek - objek stimulus, tetapi juga oleh gambaran tentang stimulus. Dan, penggunaan bahasa untuk menggambarkan stimulus disebut pencitaraan/imagery.

Jalaludin Rakhmat (1989:75) menyatakan bahwa seorang retoris dapat bercerita begitu rupa sehingga para pendengar atau khalayak seakan akan ikut melihat (visual imagery), mendengar (auditory imagery), mengecap (gustatory imagery), mencium (olfactory imagery), menyentuh (contactory imagery). Selain itu, ada lagi pencitraan yang kerap dibawakan seorang retoris, yaitu khalayak diajak untuk ikut memikirkan (reflective imagery) dan merasakan dalam hati ( impressive imagery).

1. Visual Imagery, disini objek, situasi atau peristiwa digambarkan secara visual. Anda membuat potret dan khalayak dipersilahkan melihat potret itu. Potret itu berupa rangkaian kata yang menimbulkan penglihatan pada objek.

2. Auditory Imagery, Anda membuat khalayak tidak hanya mendengar apa suara Andam tetapi juga mendengar peristiwa yang Anda rasakan dalam sebuah rangkaian kata - kata. Disini anda dapat menggambarkan keras atau lembutnya suara, riuh rendahnya bunyi atau gegap gempita bahasa.

3. Gustatory Imagery, Anda mendorong khalayak seakan akan ikut mengecap apa yang Anda ceritakan. Misalnya, Anda menceritakan pengalaman ketika dijamu makanan yang sangat lezat dalam sebuah pesta. Gambarkan bagaimana gurihnya, rasanya makanan yang dimakan atau segarnya buah pencuci mulut yang dimakan.

4. Olfactory Imagery, dengan kata - kata, Anda membawa khalayak mencium bau - bau yang semerbak wangi pada objek yang terdapat dalam peristiwa yang Anda ceritakan.

5. Contactory Imagery, pencitraan sentuhan didasarkan pada perasaan yang dialami tubuh bersentuhan dengan objek atau benda.

6. Organic Imagery, yaitu perasaan berupa lapar, mual, pusing atau perasaan yang timbul karena pencitraan organik. Untuk membuat pencitraan organik memang harus melukiskan peristiwa secara perinci, namun tidak pernah terlalu terurai agar tidak menganggu perasaan khalayak.

7. Kinesthetic Imagery, Anda menggambarkan gerakan gerakan otot. Khalayak diminta untuk memberikan reaksi empatik sehingga mereka ikut juga menggerakkan otot - otot tubuhnya.

8. Reflective Imagery, Anda mengajak khalayak untuk membayangkan atau memikirkan tentang sesuatu dengan persamaan - persamaan atau perbedaan atau pemiripan sehingga mereka dapat menangkap atau memperkirakan suatu obyek yang Anda ceritakan sejelas atau sepersi mungkin, mendekati sebuah kenyataan.

9. Impressive Imagery, Anda mengajak khalayak untuk merasakan suatu pengalaman suka duka yang pernah Anda alami atau saksikan atau yang pernah dialami atau disaksikan orang lain sehingga khalayak terlibat dalam suasana suka duka yang meliputi pengalaman tersebut.

Kembali kepada kalimat diatas, beberapa unsur tadi tentunya digunakan agar dapat menarik perhatian banyak orang seperti dalam kalimat jika tidak bisa membantu dengan materi mari berdoa hingga bagian permudahkan anak ini dan berilah kesembuhan. Disini khalayak diajak untuk merasakan dari apa yang orang lain rasakan tentang penderitaan yang ia hadapi agar bisa memberikan perhatian terhadap anak tersebut melalui kata berupa amin seperti yang diajak oleh pembuat postingan tersebut. Tentunya dengan memberikan kesan peduli terhadap suatu hal yang memilukan akan memberikan dampak bagus buat citra dari akun pembuat postingan atau fanpage yang dipromosikan karena menggambarkan citra tentang orang yang peduli dan baik hati dengan begitu orang akan tertarik untuk mengelike fp tersebut atau memfollow atau mengajak berteman dari akun tadi.

Menggunakan kisah yang menyentuh tadi tentunya membuat khalayak bergerak hati atau secara emosionalnya untuk merasakan hal yang sama, isu seperti ini sebenarnya sudah banyak di Indonesia, sebagain besar lain berbentuk cerita aneh bin ajaib, heboh bin menggemparkan planet Namec selalu didengungkan oleh para orang yang ingin meraih popularitas dalam fanpagenya karena orang - orang mungkin masih banyak yang suka dengan cerita seperti ini, yang digunakan tentunya bukan kesan kepeduliannya namun lebih kekehebohan objek peristiwa yang diposting yang sulit dijangkau oleh nalar, secara langsung membuat orang untuk berbondong bondong mengikuti perkembangan berita tersebut, dan membuat mereka mengelike fp atau akun yang memposting peristiwa tersebut entah karena ingin mengikuti perkembangan beritanya atau suka dengan hal - hal yang aneh aneh atau menyentuh. Belum lagi jika yang memposting mempunyai tampang yang tak berdosa membuat khalayak tidak akan berpikir macam - macam dengannya.

14170109611732386636
14170109611732386636
1417011308127279052
1417011308127279052

Kisah tadi tentunya terkadang membuat rasionalitas kita menghilang untuk beberapa saat. Bahkan kisah kisah tersebut belum tentu mengambil obyek peristiwa yang benar adanya alias benar seperti itu atau bisa dibilang hoax seperti yang pernag diposting fp palsu ustad Yusuf Mansur tentang manusia bermulut anjing atau mayat yang dililit ular.

Sama halnya dengan gambar yang disertakan, gambar tersebut berasal dari India yang lahir tahun 2005 bernama Laksmi Tatama yang lahir dengan kecacatan fisik. Namun saat ini sudah hidup normal, dan sudah dioperasi bahkan sudah masuk sekolah. Operasi yang dilakukannya berjalan pada tahun 2007 dan berhasil dilakukan dengan sukses, tentunya ini akan menjadi harapan yang baik bagi dirinya dan keluarganya dalam melanjutkan kehidupan yang lebih baik kedepannya. Bedanya dengan postingan diatas, gambar tersebut memposting gambar bayi Laksmi sebelum di operasi dan digunakan dalam postingannya yang mentuh perasaan sehingga banyak orang menjadi tertarik dan memberikan tanggapannya dan mungkin mengelike fanpagenya atau memfollow akunnya yang isinya belum tentu kisah - kisah serupa yang menyentuh alias postingan tersebut hanya digunakan sebagai umpan untuk mempopulerkan fpnya dan meraih banyak like. Bahkan kalimat tersebut juga kurang lebih mengartikan dari versi inggrisnya (http://fbinvestigations.blogspot.com/2014/07/lakshmi-tatma.html).

Selain dalam bentuk kisah menyentuh, bisa dalam bentuk analogi, kutipan, peribahasa, kata bijak, meme yang berbau humor atau satire dan lain sebagainya. Apapun itu mari kita bisa bijak dalam menilai postingan seperti diatas, jangan sampai nalar kita ikut menghilang, usahakan cari berbagai sumber peristiwa yang terkait dari berbagai sudut pandang atau versi biar tidak langsung menjudge itu benar atau palsu. Salam Vulcan untuk kita semua.
Sumber Laksmi Tatama:
http://fbinvestigations.blogspot.com/2014/07/lakshmi-tatma.html
http://en.wikipedia.org/wiki/Lakshmi_Tatma
http://www.dailymail.co.uk/news/article-1246431/Lakshmi-Tatma-The-little-girl-limbs-worshipped-deity-starts-school.html

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun