Mohon tunggu...
Dodi safari
Dodi safari Mohon Tunggu... Ilmuwan - Peneliti Lembaga Eijkman

Mikrobiologi

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mengenal Pneumokokus, Bakteri Penyebab Pneumonia

20 Desember 2020   16:13 Diperbarui: 27 Desember 2020   21:03 633
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penampakan koloni Streptococcus pneumoniae pada media Agar Darah (Foto: Wisnu Tafroji)

Setiap 12 November diperingati sebagai hari pneumonia dunia

Penyakit pneumonia (radang paru akut) masih menjadi masalah kesehatan utama baik di Indonesia maupun di dunia (Tajuk Rencana Kompas, 14 November 2020). Data WHO pada tahun 2017 menunjukkan bahwa pneumonia merupakan penyumbang 15% kematian pada anak-anak dibawah usia lima tahun di dunia. 

Penyakit ini dapat disebabkan oleh adanya infeksi kuman, diantaranya bakteri, virus, dan jamur. Streptococcus pneumoniae (pneumokokus) merupakan salah satu bakteri patogen yang paling umum menyebabkan terjadinya pneumonia, diikuti oleh bakteri Haemophilus influenzae dan Respiratory Syncytial Virus.

Pneumokokus pertama kali ditemukan oleh Edwin Klebs dari sputum (dahak) dan jaringan paru pada tahun 1875. Louis Pasteur menyebut bakteri ini sebagai "microbe septicermique du saliva". 

Bakteri ini adalah Gram positif yang berwarna ungu dibawah pengamatan mikroskop, berbentuk lanset, diplococcus karena sering ditemukan berpasangan bahkan berantai "streptococci" dan bersifat fastidius, cukup sulit untuk ditumbuhkan di laboratorium. 

Bakteri ini hanya tumbuh optimum pada media agar darah domba pada suhu 35-37C dengan kadar CO2 5%. Koloninya sendiri mempunyai zona alfa hemolitik kehijauan, dan umumnya sensitif terhadap antibiotic optochin (Gambar).

 Pneumokokus merupakan bagian dari flora komensal yaitu bakteri yang menetap pada bagian tubuh manusia tanpa menimbulkan gejala penyakit, pada saluran pernapasan bagian atas (nasofaring), yang berkolonisasi di celah kecil nasofaring bersama dengan bakteri lainnya seperti H. influenzae, Moraxella catarhalis, Nisseria meningitidis, dan Staphylococcus aureus.

Kolonisasi pneumokokus ditemukan lebih tinggi pada anak-anak dibawah usia lima tahun. Selain faktor usia, tingkat kesehatan anak, kebersihan lingkungan termasuk polusi asap sangat mempengaruhi tingkat prevalensinya. 

Selain pneumonia, pneumokokus bisa juga menyebabkan penyakit invasif lainya seperti sepsis, meningitis, otitis media (congek atau teleran) dan sinusitis. 

Sebagian besar strain (serotipe) pneumokokus memiliki kapsul polisakarida yang melindungi bakteri tersebut dari respon imunitas tubuh. Kapsul merupakan faktor virulensi utama dimana strain dengan kapsul tebal bersifat lebih virulen atau lebih jahat dibandingkan dengan strain berkapsul tipis atau tidak mempunyai kapsul sama sekali. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun