Mohon tunggu...
Dodi Kurniawan
Dodi Kurniawan Mohon Tunggu... Guru - Simplex veri sigillum

Pengajar di SMA Plus Al-Wahid

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hujan Meteor di Langit Berpenumbra

5 Mei 2023   19:14 Diperbarui: 5 Mei 2023   19:32 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hujan Meteor https://www.kompas.com/

 

Menurut laman Time and Date, tanggal 6 Mei merupakan puncak gerhana bulan penumbra. Indonesia termasuk yang dapat menyaksikannya pada Sabtu dini hari. Khususnya Jakarta dan Cirebon merupakan titik pengamatan terbaik. Pada saat yang sama, menurut Time and Date kita juga akan menyaksikan hujan meteor Eta Aquarids. "Pancaran, titik di langit tempat Eta Aquarids tampaknya muncul, berada di arah konstelasi Aquarius. Pancuran ini dinamai bintang paling terang di rasi bintang, Eta Aquarii. Eta Aquarids adalah salah satu dari dua hujan meteor yang tercipta dari puing-puing Komet Halley.

Bumi melewati jalur Halley mengelilingi Matahari untuk kedua kalinya pada bulan Oktober. Ini menciptakan hujan meteor Orionid , yang mencapai puncaknya sekitar 20 Oktober. Komet Halley membutuhkan waktu sekitar 76 tahun untuk melakukan revolusi penuh mengelilingi Matahari. Kali berikutnya akan terlihat dari Bumi adalah pada tahun 2061," lansir Time and Date.

Hujan meteor saat gerhana bulan nampaknya akan memberikan kesempatan kepada langit untuk memamerkan fenomena falaki secara optimal. Sekitar 50 meteor per jam dapat kita saksikan di berbagai belahan langit. Karena tidak ada peralatan khusus yang diperlukan, maka cukup langit cerah dan lokasi pengamatan yang minim polusi cahaya lampu. Kita pun tentu berharap hujan tidak turun. Terlalu berisiko soalnya bila berada di alam terbuka, diguyur hujan, sementara waktu masih dini hari.

Menyinggung Komet Halley, penyumbang puing-puing yang kemudian berguguran berupa hujan meteor, saya termasuk beruntung cukup mengikuti berita saat Komet Halley menyambangi bumi pada tahun 1986. Usia SMP waktu itu. Sudah cukup sadar untuk mengikuti berita melalui televisi berkenaan dengan kemunculan komet tersebut. Elizabeth Howell dalam Halley's Comet: Facts about history's most famous comet menulis:

"Komet Halley bisa dibilang sebagai komet paling terkenal dalam sejarah. Sebagai komet 'periodik', komet ini kembali ke sekitar Bumi setiap 75 tahun, sehingga memungkinkan seseorang untuk melihatnya dua kali seumur hidupnya. Terakhir kali komet ini berada di sini pada tahun 1986, dan diproyeksikan akan kembali lagi pada tahun 2061. Komet yang secara resmi dinamai 1P/Halley ini dinamai sesuai nama astronom Inggris, Edmond Halley, yang meneliti laporan tentang komet yang mendekati Bumi pada tahun 1531, 1607, dan 1682. 

Ia menyimpulkan bahwa ketiga komet ini sebenarnya adalah komet yang sama yang kembali lagi dan lagi, dan memperkirakan bahwa komet ini akan kembali pada tahun 1758. Perhitungan Halley menunjukkan bahwa setidaknya ada beberapa komet yang mengorbit matahari. Halley tidak hidup untuk melihat kembalinya komet yang diprediksi dengan tepat, tapi komet tersebut diberi nama sesuai dengan namanya."

Saya merasa pernah melepaskan pandang atas kepergian komet ini. Dan ada sekelebat harap untuk melihatnya kembali saat ia menghampiri bumi 75-76 tahun dari singgahannya yang terakhir.

Memetik Kearifan dari Langit

Hari Sabtu, 6 Mei 2023. SMA Al-Wahid, tempat saya belajar menjadi guru, melangsungkan acara pelepasan siswa Kelas XII tahun pelajaran 2022/2023. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun