Ramadan adalah bulan latihan. Melatih kepekaan diri dan kepekaan kepada sesama. Ramadan juga adalah bulan ihtisab (introspeksi), yaitu menakar dan menalar posisi diri. Sebuah bulan tirakat yang di dalamnya terdapat Laylatul Qadar---yang kita meraihnya---akan setara dengan seribu bulan bila kita tempuh dalam perubahan menuju kebaikan. Secara matematis, bila setiap kesalahan terhapus oleh satu kebaikan, sementara satu kebaikan bisa berkali lipat kebaikan lainnya, maka semua kesalahan pada akhirnya akan habis terhapus oleh kabaikan. Bukan sebatas habis terhapusnya dosa-dosa saja, kebaikan pun akan bersisa dan bertambah. Inilah kemenangan atau najah yang diisyaratkan merupakan khasiat dari puluhan terakhir Ramadan---dimana Laylatul Qadar bersemayam. Dan inilah barangkali yang dimaksud dengan ghufira lahu maa taqaddama min dzanbihi yakni diampuninya apa-apa yang telah lalu dari dosanya.
Matematis juga, bukan? Â Â