Mohon tunggu...
Dodi Kurniawan
Dodi Kurniawan Mohon Tunggu... Guru - Simplex veri sigillum

Pengajar di SMA Plus Al-Wahid

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Perpisahan dalam Perspektif Rumiyah

17 April 2022   13:32 Diperbarui: 17 April 2022   14:04 3161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://rumisufi.blogspot.com/2015/10/tujuan-hidup-hakiki-dalam-pandangan-sufi.html

Perpisahan hanyalah bagi mereka yang menyinta dengan mata.

Tiadalah itu semua bila dengan hati dan jiwa mereka menyinta.

(Rumi, 1207-1273)

Adalah Jalaluddin Rumi yang memuisikan kata-kata itu. Saya hanya coba merima ulang dan menyanjakkannya kembali. Ibarat memuisikan sebuah puisi. Bait ini saya sadur dari terjemah syair Rumi yang dicuitkan akun Twitter @Ruminstitute tahun 2018 lalu. Redaksi terjemah aslinya berbunyi:

"Ucapan selamat tinggal hanya untuk mereka yang mencintai dengan mata mereka.

Karena bagi mereka yang mencintai dengan hati dan jiwa, tak kan ada yang namanya perpisahan!"

 Tanpa Air Mata

Sabtu kemarin, saya diminta untuk memandu acara Pelepasan Kelas XII di sekolah di mana saya selama 22 tahun ini mengajar. Saya selalu merasa canggung untuk berada dalam situasi dengan atmosfer seperti itu. Alwahidians, begitu saya bisa memanggil siswa dan alumni SMA Al-Wahid, barangkali sudah sangat akrab dengan sikap saya terhadap acara pelepasan atau perpisahan. "Saya tidak percaya dengan kata perpisahan," ujar saya di berbagai kesempatan.

Kita tentu tidak bisa menafikan adanya bentuk akhir dari sebuah kebersamaan. Segala sesuatu di dunia ini berubah. Tidak ada yang abadi kecuali Sang Maha Keabadiaan itu Sendiri. Akan tetapi yang saya tekankan kepada Alwahidians adalah alih-alih kita fokus pada momentum berakhirnya kebersamaan, seyogianya kita fokus pada pemaknaan kebersamaan itu sendiri. "Kita ini tidak untuk berpisah. Hanya berganti format dan dimensi kebersamaan saja," demikian lebih kurang pesan saya kepada Alia Farhat, Ketua OSIS Al-Wahid saat dimintai pendapat tentang acara tersebut sehari sebelumnya.  

Pagi ini, di WAG mata pelajaran yang saya ampu, saya ulang pernyataan tadi. "Saya tidak melihat derai air mata saat pelepasan kemarin. Tidak ada isak-tangis. Kita sepakat untuk tidak pernah berpisah. Hanya berganti kebersamaan saja. Kita tidak untuk terpisahkan. Kebersamaan ini kita sebut being Alwahidians (menjadi Alwahidians)."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun