Bagi yang mendambakan pengalaman mendaki gunung dengan pemandangan maksimal tanpa perlu berjibaku dengan jalur ekstrem,Â
Gunung Bokong adalah jawabannya. Terletak di Desa Pesanggrahan, Kota Batu, gunung setinggi 1.746 mdpl ini dijuluki "anak" dari Gunung Panderman dan telah menjadi primadona baru di kalangan pendaki, khususnya pemula.
Gunung Bokong menawarkan konsep "Nanjak Minimal, View Maksimal." Popularitasnya yang meroket sejak dibuka untuk umum pada September 2024 didukung oleh beberapa daya tarik utama.
Lokasinya tidak jauh dari pusat kota, membuat saya memutuskan untuk menjajal pendakian Gunung Bokong saat weekend tiba. Menurut saya, Gunung Bokong adalah pilihan yang tepat untuk pecinta alam bebas namun enggan bersusah payah menikmati ketinggian.
Oleh sebab itu, Gunung Bokong memiliki keunggulan yang selayaknya untuk dicoba.
Jalur Ramah Pemula
Rute pendakian di Gunung Bokong sangat bersahabat. Jalurnya didominasi tanah landai, bahkan di beberapa titik awal sudah dilengkapi tangga. Ini menjadikannya lokasi ideal untuk fun hiking keluarga atau sebagai tempat latihan yang ramah bagi pendaki pemula
Waktu Tempuh Cepat
Dari basecamp hingga puncak, pendaki umumnya hanya membutuhkan waktu sekitar 1 hingga 1,5 jam. Waktu yang singkat ini sangat cocok untuk pendakian tek-tok alias naik-turun di hari yang sama atau untuk mengejar momen matahari terbit.
Panorama Kota yang Magis
Meskipun relatif rendah, puncak Gunung Bokong menyuguhkan pemandangan 360 derajat yang memukau. Konon, saat malam hari tiba gemerlap city light Kota Batu dan Malang akan terlihat sangat jelas dan menawan. Selain itu, Anda juga bisa menikmati sunrise dan sunset yang indah dari puncaknya yang luas.
Tips Praktis
Tiket masuk gunung ini terjangkau, sekitar Rp20.000 per orang, dan dapat dipesan melalui aplikasi online. Pendaki wajib lapor di pos perizinan saat naik dan turun. Hal terpenting, pastikan untuk selalu menjaga kebersihan dan membawa turun kembali semua sampah yang Anda bawa.