Gapura Bajang Ratu atau dikenal juga sebagai Candi Bajang Ratu yang terletak di di Desa Temon, Kecamatan Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur.
Menurut berbagai catatan, Candi Bajang Ratu adalah candi Hindu yang dibangun sejak abad ke 14 Masehi, sebagai bentuk penghormatan atau pendharmaan atas meninggalkan raja Majapahit ke dua yaitu Raja Jayanegara.
Gapura Bajang Ratu saat ini dilestarikan sebagai bagian dari cagar budaya sejarah kerajaan Majapahit.
Wisatawan dapat berkunjung menikmati keindahan Gapura, berfoto-foto dan belajar sejarah di tempat ini setiap hari dari pukul 07.00 sampai dengan 16.00 WIB, cukup dengan membayar tiket masuk sebesar Rp. 8,000 per wisatawan (Harga saat kunjungan 5/4/2025).
Deskripsi Asal Usul Nama dan BangunanÂ
Melansir dari idsejarah.net, nama Bajang Ratu dalam kitab Pararaton menyebutkan bahwa Jayanegara dinobatkan menjadi raja Kerajaan Majapahit ketika masih kecil (bajang), dan dari sinilah gelar Ratu Bajang atau Bajangratu melekat pada nama Jayanegara. Bajang dalam makna lain kerdil atau kecil.Â
Gapura Bajang Ratu masuk ke tipe bangunan Paduraksa atau gapura yang mempunyai atap.Â
Tinggi pintu gapura adalah 16, 5 meter lebar lorong pintu 1,4 meter. Secara keselurihan bangunan yaitu 11,5 meter x 10, 5 meter.Â
Gapura ini mempunyai sayap di kanan kirinya . Sayap-sayapnya terdapat relief yang menceritakan kisah Ramayana, terdapat hiasan panil di gapura sebagai gambaran kisah Sri Tanjung.Â
Gapura ini diperkirakan dibangun pada abad 13-14 Masehi, dibangun sebagai tempat pendaharmaan Raja Jayanegara yang wafat pada tahun 1328 Saka.
Kini pelestarian dan pemeliharaan Gapura Bajang Ratu sepenuhnya dikelola oleh Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XI Provinsi Jawa Timur, Kementerian Kebudayaan RI.