Bahan pangan yang diolah pun bisa dipilih dengan bahan-bahan pangan yang dapat direbus seperti tempe tahu dan dipanggang seperti daging ayam. Sehingga kebutuhan pangan tetap terpenuhi.
5. Diversifikasi Pangan
Ketergantungan terhadap beras padi membuat rentan menjadi penyebab inflasi bahan pangan lainnya ketika harga beras naik.Â
Padahal dapat dilakukan diversifikasi pangan atau memvariasikan makanan pokok yang dikonsumsi sehingga tidak terfokus pada satu jenis saja.
Tidak hanya bergantung pada beras padi atau gandum saja, melainkan juga dapat mengonsumsi jagung, kentang, sagu, sorgum dan umbi-umbian. Harganya lebih murah namun kualitasnya tidak kalah.
Hanya saja perlu penyesuaian untuk menggantikan beras sebagai bahan pangan pokok. Namun tidak ada salahnya, mencoba mengganti makan beras dengan makan umbi bakar atau singkong rebus. Satu atau dua hari dalam seminggu, sudah cukup membantu.
6. Berkebun di Pekarangan Rumah
Cara paling sederhana namun sulit diterapkan adalah dengan cara berkebun di pekarangan rumah.
Menanam sayuran seperti tomat, cabai, sawi, kangkung, dan terong di pekarangan rumah dapat membantu keluarga dalam memenuhi kebutuhan pangannya secara mandiri. Sehingga pengeluaran dapat ditekan. Selain itu lebih sehat dan meminimalisir dampak paparan residu pestisida kimia yang berbahaya bagi kesehatan tubuh.
Sayuran dapat ditanam di polybag atau langsung di tanah. Disesuaikan dengan kondisi pekarangan rumah. Jika panen, contohnya saja panen cabai rawit dalam 5 polybag tanaman dapat hasil 1 kg sudah menghemat belanja bahan pangan hingga Rp 100.000.
7. Menerapkan Gaya Hidup Zero Waste
Gaya hidup zero waste selain dapat berdampak pada keselamatan lingkungan, juga dapat diterapkan dalam pemenuhan kebutuhan pangan seperti meminimalisir sampah sisa makanan.
Adanya perencanaan di atas adalah untuk mengurangi potensi boros atau sia-sia setiap bahan pangan yang habis dikonsumsi.
Dengan seperti ini, kita dapat mengoptimalkan bahan pangan yang ada. Semaksimal mungkin untuk tidak membiasakan ada bahan makanan sisa yang sia-sia dan tidak dapat diolah kembali.