Mohon tunggu...
Rudy
Rudy Mohon Tunggu... Editor - nalar sehat N mawas diri jadi kata kunci

RidaMu Kutuju

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Jurus Lurus Menjemput Maut

20 Februari 2020   06:09 Diperbarui: 20 Februari 2020   06:24 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Meskipun masih harus dipilah dan dibedakan motif dan latar belakangnya antara sikap tidak takut karena takut hidup atau benar-benar siap untuk mati. Meskipun belum pernah dilakukan survai, jumlah orang yang tidak takut mati tampaknya lebih sedikit dari pada mereka yang takut mati. 

Buktinya Puskesmas dan rumah sakit selalu penuh dengan pasien penderita sakit yang ingin sembuh dari sakit dan tentunya terhindar atau tertunda dari kematian. Kendatipun kelompok mayoritas yang tergolong takut mati tersebut, namun boleh jadi di antara mereka sesungguhnya siap untuk mati, dalam arti memang mempersiapkan diri untuk menyongsong kematian yang datangnya pasti itu. 

Persiapan fisik yang biasa dilakukan contohnya seperti mencari informasi tentang "resep panjang umur" alias tidak mati-mati kepada orang yang "berhasil" mememasuki masa lansia. Karena teori apapun yang akan atau bisa dikemukakan akan gugur dengan sendirinya ketika dihadapkan pada fakta dan bukti pengalaman empiris. Karena masalahnya terlalu kompleks, sehingga sulit diteorisasikan. 

Nabi Muhammad saw menganjurkan umatnya agar "makan ketika (sudah) merasa lapar, dan berhenti makan sebelum kenyang" tentu dengan maksud agar terpelihara kesehatan tubuh yang ujung-ujungnya dapat meningkatkan harapan hidup alias panjang umur. Meskipun beliau sendiri usianya "hanya" mencapai 63 tahun, di bawah usia rata-rata standar harapan hidup di zaman modern ini. Adapun mengenai batas usia beliau tersebut pastinya Tuhan Maha Mengetahui hikmah dan rahasia yang terkandung di dalamnya.

Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi usia harapan hidup berdasarkan pengalaman empiris.

Sesuai dengan proses perkembangan hidup manusia, maka tahapannya dibagi menjadi 2 periode krusial harapan hidup , yakni

  1. Periode harapan hidup hingga 70 tahun,
  2. Periode harapan hidup 70 ke atas

Penjelasannya sebagai berikut:

  1. Periode harapan hidup hingga 70 tahun.

Mereka yang dapat mencapai usia hingga 70 biasanya melakukan hal-hal sederhana sebagai berikut pada masa sebelumnya:

Pola makan termasuk dalam perilaku seks tidak berlebihan (seperti anjuran Nabi saw tersebut di atas),

Menghindari konsumsi asupan yang mengandung zat perusak tubuh, seperti rokok alkohol, dan semacamnya,

Berpikiran positif dan menjalani hidup mengikuti filosofi "air yang mengalir" atau dalam filosofi Jawa disebut "ora ngoyo". Orang yang "ngoyo" mengejar kesenangan duniawi dapat tercapai, tetapi kalau kemudian badan menjadi sakit-sakitan atau malah mati, maka ia tidak lagi dapat menikmati apa yang dikejar dengan "ngoyo" tersebut. Lalu apa artinya?

  1. Periode harapan hidup 70 ke atas. Pedoman utama: jangan berhenti berpikir! Carilah kesibukan yang mengerahkan pikiran untuk mencegah kepikunan. Sebaliknya kendalikan rasa saat menghadapi persoalan. Prof Dr Selo Sumardjan masih dapat memberikan kuliah umum di kampus UI ketika usianya sudah di atas 90.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun