Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Melihat Uang Pertama ORI dan Pelukis ORI di Museum Bank Indonesia

29 September 2022   07:59 Diperbarui: 30 September 2022   05:18 951
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ORI atau Oeang Repoeblik Indonesia karya RM Soerono (Dokpri)

Karena dalam kondisi darurat, ORI dibuat di atas kertas yang sederhana dengan peralatan yang sederhana pula. Untuk menjamin keamanan dari pemalsuan, maka otoritas keuangan masa itu menggunakan kode khusus dalam penyematan nomor seri tiap lembar ORI. Ada patokan untuk mengidentifikasi asli atau palsunya sebuah koleksi, yakni dari huruf dan angka. Numismatis profesional pasti tahu.

Penduduk mengantre untuk menukarkan uang Jepang menjadi ORI (Dokpri)
Penduduk mengantre untuk menukarkan uang Jepang menjadi ORI (Dokpri)

Namun pemalsuan dalam rangka kepentingan politik dan ekonomi tetap terjadi. Dalam rangka motif politik, misalnya, dilakukan pemerintah Belanda dengan mengedarkan uang palsu kepada masyarakat. Hal ini dalam rangka perang urat syaraf dengan pemerintah Indonesia yang sah. 

Di kalangan numismatis, uang palsu itu disebut old fake atau palsu lama. Sementara new fake atau palsu baru, biasanya digunakan oleh masyarakat masa kini untuk kepentingan ekonomi. Misalnya menjual koleksi ORI itu kepada para kolektor.

Seusai talkshow, peserta diajak meninjau ruang pameran temporer. Apa yang dibicarakan di kafe MuBI, dilengkapi oleh pameran itu. Banyak informasi menarik tentang rencana pembuatan uang dan persiapan pembuatan uang, bisa dilihat dalam pameran.

Cukup mudah mengunjungi Museum Bank Indonesia di Jalan Pintu Besar Utara ini. Jika naik kereta api, turun di stasiun Jakarta Kota, lalu menyeberang jalan. Jika naik bus Transjakarta turun di halte Kalibesar Besar atau perhentian terakhir, lalu berjalan kaki sekitar 300 meter.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun