Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kaya dan Populer Lewat Kegiatan Menulis

9 Juli 2022   08:10 Diperbarui: 9 Juli 2022   08:12 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beberapa tulisan saya di koran Kompas (Dokpri)

Banyak orang bermimpi menjadi kaya. Yang dimaksud tentu saja kaya materi. Dengan memiliki banyak uang, kita dapat membeli berbagai kebutuhan. Pokoknya bisa melakukan berbagai aktivitas ekonomi.

Namun sebenarnya---ini  kata orang bijak loh---kaya yang sesungguhnya bukan kaya materi melainkan kaya batin. Artinya kita bisa berbuat banyak buat masyarakat. Apalagi kegiatan itu bermanfaat dan mencerdaskan.

Kalau uang, makin sering dipakai makin habis. Sebaliknya kalau buku, semakin sering dipakai, semakin cerdaslah kita. Begitulah kata orang bijak lain.

Hasil menulis di Kompasiana (Dokpri)
Hasil menulis di Kompasiana (Dokpri)

Kaya

Tak disangka, saya sudah kaya. Saya menulis di media cetak sejak 1980-an. Selain mendapat honorarium untuk membayar biaya kuliah, nama saya pun dikenal. Waktu itu belum ada internet, termasuk media sosial.

Menulis memang ibarat candu. Kita selalu ketagihan. Dapat atau tidak dapat honorarium, saya tetap menulis. Maka nama saya pun makin dikenal. Sesuai pendidikan saya, topik utama tulisan saya tentu tentang arkeologi dan museum.

Selain di media cetak dan media daring, yang tentu saja mendapat honorarium, saya pun menulis di blog pribadi dan blog publik. Blog publik yang sering saya isi adalah Kompasiana. Di Kompasiana, saya mendapat K-rewards. Yah paling-paling puluhan ribu hingga lebih dari seratus  ribu rupiah sebulan. Baru sekali saya mendapat satu jutaan rupiah.

Maklum tulisan humaniora, yang menjadi topik tulisan saya, tergolong sepi peminat. Apalagi bersifat keilmuan. Tapi dibaca atau tidak dibaca saya tetap menulis. Mungkin sekarang tulisan itu tidak diperlukan. Siapa tahu suatu saat akan dicari. Yang jelas, tulisan saya berupa konten positif dan mencerdaskan. Tidak ada upaya clickbait atau mencari sensasi/uang.

Dari 2016 hingga 2022 ini jumlah tulisan saya di Kompasiana mencapai lebih dari 1.000. Sejak tiga bulan terakhir, beberapa tulisan saya dimuat ulang di kompas.com sehingga saya mendapat tambahan K-rewards. Yah, lumayanlah untuk membeli beberapa mangkok bakso.  

Itulah kekayaan saya. Mungkin lebih dari 1.000 tulisan di media cetak dan media daring. Juga lebih dari 1.000 tulisan di blog pribadi dan blog publik. Belum lagi tulisan untuk pameran tetap dan pameran temporer museum.

Baca [Tulisan Ini]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun