Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Pengalaman Mendapatkan Vaksin dan Booster

19 Januari 2022   06:41 Diperbarui: 21 Januari 2022   06:30 1437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Akun saya di pedulilindungi (Dokpri)

Pada dasarnya pemerintah sudah berbaik hati dengan memberikan vaksin secara gratis. Namun secara praktik, banyak warga harus mondar-mandir ke sana ke mari untuk mendapatkan vaksin. Vaksin pertama mulai diberikan pada Januari 2021.

Saya perhatikan memang banyak pihak terlibat untuk menjadi tempat vaksinasi. Misalnya rumah-rumah sakit, tempat-tempat ibadah, dan berbagai instansi. 

Bahkan sejumlah kementerian dan perusahaan BUMN/swasta menyediakan vaksin untuk pegawai dan keluarganya, termasuk untuk masyarakat umum.

Info dari pedulilindungi soal vaksin, termasuk tiket ke-3 (Dokpri)
Info dari pedulilindungi soal vaksin, termasuk tiket ke-3 (Dokpri)

Bingung

Terus terang informasi tentang tempat vaksin sering membuat warga bingung. Saya pun begitu. Pernah tanya ke Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading, tempat fasilitas kesehatan tingkat pertama saya, jawabannya mengecewakan. Vaksin pertama itu diprioritaskan untuk lansia berusia 60 tahun ke atas.

Akhirnya ada tawaran ikut vaksin di RSUD Tanjung Priok pada pertengahan Maret 2021. Sesuai jadwal yang ditentukan, saya ke sana bersama ibu mertua dan isteri saya. Jarak dari rumah ke sana cukup jauh, kalau naik taksi daring Rp 35.000.

Ketika mendaftar dan periksa kesehatan, ternyata hanya saya yang bisa divaksin. Ibu mertua yang berusia 88 tahun ada masalah dengan kesehatan, sedangkan isteri saya umurnya dipandang belum cukup, padahal hanya beberapa bulan menjelang 60 tahun. Pada vaksin kedua April 2021 jadinya saya berangkat sendiri.

Beberapa hari setelah saya vaksin kedua, ada tawaran vaksin dari RS Gading Pluit. Ibu mertua memenuhi syarat, termasuk kesehatannya. Lagi-lagi isteri saya ditolak karena belum cukup 60 tahun.

Nah sekarang isteri saya harus berjuang sendiri mencari vaksin. Bulan berikutnya, Mei 2021, ada tawaran ikut vaksin di Sentra Vaksinasi Istora Senayan. "Bisa langsung daftar di tempat, asalkan berusia 50 tahun ke atas," kata temannya. Akhirnya menjelang liburan Lebaran itu, isteri saya berhasil divaksin pertama.

Vaksin kedua akan dilaksanakan 12 Juni 2021. Namun ketika datang, sentra vaksinasi sudah ditutup. "Sudah tutup sejak 2 Juni 2021, nanti buka lagi Agustus 2021," kata seorang petugas keamanan di sana. Betapa paniknya dia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun