Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ketika Doktor Arkeologi Ngeband dan Bergoyang

26 November 2017   21:13 Diperbarui: 26 November 2017   21:50 1265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Doktor Arkeologi sedang ngeband (Dokpri)

Pada 12 November 1977 berdiri perhimpunan mahasiswa arkeologi UI. Namanya KAMA, singkatan dari Keluarga Mahasiswa Arkeologi. Ketika masih di Kampus Rawamangun, KAMA memiliki banyak kegiatan. Misalnya saja melakukan kunjungan situs, mengadakan pameran arkeologi, menerbitkan buletin Romantika Arkeologia dan Kamaria, dan menyelenggarakan kegiatan Pertemuan Ilmiah Arkeologi Mahasiswa Indonesia (PIAMI).

Ketika pada 1987 Kampus UI pindah ke Depok, otomatis KAMA pun berkegiatan di Depok. Boleh dibilang Kampus Rawamangun menjadi pelopor kegiatan KAMA. Sementara Kampus Depok menjadi penerus kegiatan KAMA.

Tidak terasa, 12 November lalu usia KAMA sudah 40 tahun. Untuk mengenang suka-duka menjadi mahasiswa, maka pengurus KAMA periode 2016 mengadakan acara Homecoming KAMA 1977-2017. Acaranya berlangsung di Kampus Depok.

"Talkshow"

Menyambut ulang tahun ke-40, KAMA telah menyelenggarakan berbagai kegiatan, di antaranya seminar dan bakti sosial. Puncak acara berlangsung Minggu, 26 November 2017.

Acara diawali talkshow suka-duka menjadi mahasiswa arkeologi. Hadir enam lulusan yang saat ini berkecimpung dalam bidang yang berbeda. Wanny Rahardjo menjadi dosen UI, Lien Dwiariratnawati menjadi Kasubdit di Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya, Nanang Dwi Prasdi berkecimpung di bidang pembuatan film dokumenter, Judi Wahjudin menjabat Kasubdit di Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, serta Cahyo Junaedi dan Deddy Sinaga yang menjadi jurnalis.

Doktor Arkeologi sedang bergoyang (Dokpri)
Doktor Arkeologi sedang bergoyang (Dokpri)
Obrolan berlangsung santai tapi menarik. Apalagi ditambah komentar-komentar para arkeolog senior soal banyaknya lulusan arkeologi setiap tahun. Sayangnya  banyak lulusan tidak tertampung dalam bursa kerja. Mengingat saat ini ada sekitar 400 dinas kebudayaan atau sejenis, seharusnya lulusan arkeologi banyak tertampung. Komentar lain soal informasi dari dan untuk keluarga besar KAMA. Dulu KAMA analog, sekarang KAMA digital. Jadi harus bersatu.

Saat ini lebih banyak lulusan arkeologi bekerja bukan pada bidangnya. Ada yang berkarier di bank atau kantor perusahaan swasta lain. Ada yang menjadi wiraswasta atau guru. Yang agak berhubungan tentu saja menjadi jurnalis. Pengetahuan arkeologi mereka banyak dipakai.

Ngeband

Sesudah acara serius tapi santai, beralih ke acara santai. Banyak lulusan mengisi acara. Sejak mahasiswa mereka memang senang ngeband. Doktor Richardus H. Wiwoho menjadi vokalis. Ia diiringi band yang dipimpin Doktor Wanny Rahardjo bersama Joddy Aprianto dan Nana Kriwil.

Para mahasiswa pun mengisi acara. Malah ketika membawakan lagu dangdut, senior dan yunior bergoyang bersama. Ciri khas mahasiswa arkeologi Kampus Rawamangun memang tidak boleh mendengar lagu dangdut. Rupanya menurun pada adik-adiknya di Kampus Depok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun