Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Zaman Dulu, Merah Putih Perlambang Matahari dan Bulan

12 November 2017   22:59 Diperbarui: 12 November 2017   23:07 1592
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu objek pameran berupa saat-saat pengibaran bendera merah putih pada proklamasi 17 Agustus 1945 (Dokpri)

Bendera negara kita adalah merah putih. Merah putih adalah imajinasi kebangsaan kita. Manakala tim olahraga kita bertanding dengan negara lain, para pendukung mengibarkan bendera merah putih. Ketika terjadi musibah besar, kita mengibarkan bendera merah putih setengah tiang.

Menurut M. Yamin yang menulis buku 6000 Tahun Sang Merah Putih, perlambang merah putih telah digunakan oleh masyarakat Nusantara pada zaman dulu sekitar 6.000 tahun yang lalu. Lambang itu untuk mengungkapkan dua kekuatan semesta yang sakral, yakni merah untuk matahari dan putih untuk bulan.

Pada masa yang lebih muda, yakni pada abad ke-13 dan ke-14, Kerajaan Kediri dan Majapahit telah mengibarkan umbul-umbul merah putih, yaitu gulo klopo. Gulo berarti gula merah dan klopo berarti daging kelapa yang berwarna putih.

Dalam perkembangan selanjutnya perkumpulan mahasiswa Indonesia di Leiden , Belanda, pada 1922 menggunakan bendera merah putih sebagai simbol mereka. Pengibaran bendera merah putih juga dilakukan pada Kongres Pemuda 1928. Selanjutnya bendera merah putih berkibar secara resmi pada 17 Agustus 1945.

Para pelajar mengunjungi pameran (Dokpri)
Para pelajar mengunjungi pameran (Dokpri)
Makna bendera

Kisah bendera merah putih saat ini dipamerkan di Gedung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta. Penyelenggaranya Direktorat Sejarah. Berbagai foto yang bersangkut paut dengan bendera, dipamerkan di sana. Juga kisah-kisah yang berkenaan dengan bendera.

Kita bisa melihat foto bagaimana Ibu Fatmawati menjahit Sang Saka Merah Putih sebelum dikibarkan pada 17 Agustus 1945. Pada foto lain terpampang peristiwa perobekan bendera Belanda merah putih biru di Hotel Oranye Surabaya pada 10 November 1945.

Peringatan proklamasi ke-1 dan seterusnya pada masa Presiden Soekarno ikut menyemarakkan pameran. Ada lagi ketika Sutan Sjahrir sedang melepas selubung bendera merah putih dari Tugu Proklamasi pada 17 Agustus 1946.

Sebagai pelengkap, ditampilkan sejumlah berita dari sejumlah koran yang terbit pada masa itu. Video dari Arsip Nasional ikut mendukung keramaian pameran.

Koran lama dan seputar berita proklamasi (Dokpri)
Koran lama dan seputar berita proklamasi (Dokpri)
Bimbingan

Untuk menumbuhkan patriotisme kepada generasi muda, pada kesempatan itu Direktorat Sejarah mengundang sejumlah sekolah untuk menyaksikan pameran, sekaligus memperoleh bimbingan dari pemandu. Minggu, 12 November 2017 pagi saya lihat sekitar 30 pelajar sedang dipandu oleh Dhanu Wibowo. Mereka mendengarkan kisah dan saling berdiskusi di sela-sela kegiatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun