Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Prasasti Besole dari Abad ke-11 Berada di Antara Rongsokan dan Kandang Kambing

29 Juli 2017   16:22 Diperbarui: 1 Agustus 2017   17:04 2115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prasasti Besole di antara rongsokan dan kandang kambing (Foto: Eko Wahyudi)

Sungguh miris menyaksikan foto prasasti batu yang dikirimkan seorang rekan komunitas di Jawa Timur. Prasasti itu diletakkan di depan kandang kambing milik warga. Namanya Prasasti Kandang Kambing, demikian seorang rekan berseloroh.

Ternyata nama sesungguhnya adalah Prasasti Besole. Pemberian nama Besole disesuaikan dengan nama tempat ditemukannya prasasti tersebut yakni Dusun Besole, Desa Darungan, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, Jawa Timur.

"Prasasti ini sering didatangi teman-teman komunitas. Namun sebelumnya butuh pendekatan yang ekstra halus kepada pemilik lahan," kata Eko Wahyudi. "Saat itu bermodalkan satu batang rokok, saya bisa melihat prasasti," lanjut Eko.

Saat ini kondisi Prasasti Besole sungguh mengkhawatirkan. Terkesan sekali tidak terawat karena berada di antara rongsokan dan kandang kambing di pekarangan belakang milik warga.

Memang sebaiknya prasasti kuno tersebut ditempatkan secara layak. Mungkin di lokasi asli penemuan atau dipindahkan dan diberi pelindung. Taruhlah dibuatkan semacam gubuk atau cungkup agar terhindar dari panas, hujan, atau cuaca ekstrem. Kalau mau lebih aman, yah di dalam museum.

Raja Bameswara dari Kadiri

Prasasti Besole berbahan batu dengan tinggi 157 sentimeter dan lebar terlebar 83 sentimeter. Aksaranya terlihat sangat aus. Dari sisa aksara yang ada diketahui prasasti beraksara Jawa Kuno. Pada sisi depan dipahatkan candrakapala lancana dan angka tahun 1054/1051 Saka. Untuk mendapatkan tahun Masehi, kita harus menambahkan 78 tahun, jadi 1132/1129 Masehi. Terbaca aksara yang berbunyi "rumaksa praja" dan "cakrawartin". Diperkirakan prasasti tersebut dipahatkan atas titah Raja Bameswara dari Kadiri yang memerintah pada 1038---1056 Saka.

Dulu penduduk mempunyai kebiasaan unik setiap tahun. Mereka mengapur permukaan prasasti sehingga sejumlah aksara tertutup oleh lapisan kapur tebal. Sebagian besar aksara prasasti, sebagaimana penelitian Machi Suhadi dan Richadiana Kartakusuma (1996) diketahui sudah sangat tipis.

Aksara yang tipis namun terbaca (Foto: Widjatmiko)
Aksara yang tipis namun terbaca (Foto: Widjatmiko)
Bukan cuma itu. Di Dusun Besole juga terdapat struktur bangunan kuno yang ditemukan pada 2006.  Dari sedikit kenampakan, diduga struktur itu merupakan gapura. Soalnya ditemukan tangga naik dan tangga turun pada struktur itu.

Struktur tersebut berjarak cukup dekat dengan Sungai Brantas yang merupakan jalur transportasi kuno. Mungkin saja bandar kuno terdapat di areal itu atau mengindikasikan Besole dan sekitarnya merupakan wilayah penting pada masa Kadiri. Yang paling sekarang tentu adalah menyelamatkan prasasti dari abad ke-11 ini ke tempat yang lebih aman. Kita harapkan Dinas Kebudayaan setempat mau memberikan perhatian karena prasasti itu merupakan peninggalan budaya yang mengandung informasi kesejarahan.***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun