Mohon tunggu...
Djohan Suryana
Djohan Suryana Mohon Tunggu... Administrasi - Pensiunan pegawai swasta

Hobby : membaca, menulis, nonton bioskop dan DVD, mengisi TTS dan Sudoku. Anggota Paguyuban FEUI Angkatan 1959

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Sopir Taksi Itu dari Bogor

26 April 2019   00:54 Diperbarui: 26 April 2019   01:19 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kisah mengenai sopir taksi yang selalu saya tuliskan kembali memang merupakan sumber yang tidak habis-habisnya.  KIsah tentang perjuangan seorang manusia yang menata hidupnya dengan menjelajahi pelosok Jakarta dan sekitarnya. 

Demikianlah yang terjadi pada sebuah senja ketika saya dan isteri pulang ke Tanjung Barat setelah lelah berkeliling sambil berbelanja di Pondok Indah Mal. Kami pun naik  taksi Bluebird yang berpangkalan disini. 

Di tengah kemacetan lalu lintas kami sempat berbincang-bincang dengan sopirnya. Pool taksinya berada di Pondok Labu, dan ia menginap di mess pool tersebut yang memang disediakan oleh Bluebird. Setiap tiga hari sekali ia pulang ke Bogor, menengok keluarganya. 

Ternyata sopir ini baru tiga bulan bergabung dengan Bluebird. Namanya Eka, aseli orang Bogor, sebelumnya ia pernah bekerja di Klari, Karawang sebagai sopir mobil agen rokok Gentong Gotri yang berpusat di Semarang. 

Setelah dua tahun bekerja, perusahaan tersebut tutup, dan ia kembali ke Bogor. Dalam perusahaan tersebut, ia juga merangkap sebagai pemain sepak bola yang merupakan tim untuk promosi produk rokok tersebut.Tugasnya meliputi daerah sekitar Karawang, Bekasi, Bogor, Purwakarta.

Dalam sebuah pertandingan sepak bola persahabatan sekaligus mempromosikan rokok Gentong Gotrinya di desa Cinangneng, Bogor, ia mengisahkan pengalamannya yang menarik. Sebelum pertandingan, pada acara perkenalan, seorang tokoh masyarakat desa itu mengatakan kepadanya bahwa kesebelasan Cinangneng adalah juara kecamatan sehingga masyarakat tidak akan bisa menerima kekalahan atau akan terjadi keributan. 

Tentu saja "ancaman" diam-diam ini mengejutkan tim Gentong Gotri. Akhirnya dengan pertimbangan bahwa pertandingan ini merupakan promosi rokok serta tidak mungkin mengorbankan keselamatan karyawannya, kesebelasan Gentong Gotri pun kalah dengan skor 3-1. 

Mengenai kesemrawutan lalu lintas di Bogor pun sempat disinggungnya. Menurutnya, kemacetan serta kesemrawutan kota Bogor sulit ditertibkan karena masyarakatnya memang tidak mau ditertibkan. Sopir angkutan kota (angkot) nya juga garang-garang. Mereka akan melakukan demonstrasi dengan membawa golok ketika trayek yang selama ini dijalaninya akan dihapus oleh pemerintah daerah (pemda). 

Sementara itu angkutan dalam kota  yang disediakan oleh pemda, yaitu Trans Pakuan, juga tidak berhasil karena penduduk Bogor kurang antusias menggunakannya dengan alasan karena bis midi tersebut tidak boleh berhenti sesuai dengan keinginan penumpangnya, harus berhenti di halte yang lebih jauh daripada perhentian dekat rumahnya. Dan tentu saja, pendapat pribadinya ini belum tentu benar, karena belum tentu juga penduduk Bogor semuanya menganggap Trans Pakuan harus sama dengan angkot ......

Dan satu hal yang patut dicatat adalah disiplin sopir taksi ini. Dalam perjalanan mendekati rumah kami, berkali-kali telepon selularnya berdering. Berkali-kali pula ia mematikan tanpa mengangkatnya. 

Ketika saya tanyakan kemungkin ada order penumpang baru, ia menjawab bahwa telepon itu datangnya dari rumah dan ia tak akan menjawabnya karena sedang membawa penumpang, yang seharusnya dipahami oleh "orang rumah"nya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun