Mohon tunggu...
Djohan Suryana
Djohan Suryana Mohon Tunggu... Administrasi - Pensiunan pegawai swasta

Hobby : membaca, menulis, nonton bioskop dan DVD, mengisi TTS dan Sudoku. Anggota Paguyuban FEUI Angkatan 1959

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Di "Sarang Oci" Ada Guyub FEUI 1959

23 Februari 2019   18:25 Diperbarui: 24 Februari 2019   08:07 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Setelah tiga bulan berlalu, Paguyuban Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Angkatan 1959  (Guyub FEUI 1959) mengadakan silaturahmi pada tanggal 23 Februari 2019 di Restoran "Sarang Oci", sebuah restoran masakan Manado, Jalan Bulungan  24, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. 

Pertemuan yang diadakan selama kurang lebih tiga jam ini berlangsung cukup meriah tetapi juga agak serius. Menurut catatan Pungki Nursenosidi, 81, yang menjabat sebagai Bendahara Guyub FEUI 1959, yang hadir dalam pertemuan ini 23 orang dari yang tercatat sebanyak 25 orang. Jumlah sumbangan sukarela yang terkumpul dari anggota  seluruhnya berjumlah Rp 2.200.000,--Memang tampaknya Pungki adalah seorang Bendahara yang sangat cermat dengan integritas tinggi.

Setelah dibuka oleh Pungki Nursenosidi, kemudian dilsambung dengan kata sambutan oleh Ansye Sapi'i, 79, Ketua Guyub FEUI 1959, dilanjutkan oleh Rahardjo Jamtomo,79, yang mengungkapkan situasi dan kondisi Indonesia saat ini. 

Rahardjo masih aktif dalam Kamar Dagang dan Industri (KADIN) sehingga dapat mengikuti perkembangan Indonesia dari lapangan langsung dan karenanya dapat memberikan informasi yang aktual dan kredibel.

Dalam kapasitasnya sebagai pribadi, Rahardjo mengungkapkan tiga pilar yang wajib dijaga dan dipertahankan jika Indonesia tidak ingin seperti Yugoslavia yang terpecah menjadi lima negara kecil yang praktis tidak berperan lagi. 

Tiga pilar itu adalah Bhineka Tunggal Ika, Pancasila dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Ketiga pilar ini merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan lagi. Tahun 2019 adalah tahun politik yang sangat krusial bagi masa depan Indonesia, karena itu kita harus sungguh-sungguh dalam melihat situasi dan kondisi sekarang yang tampaknya penuh dengan gejolak dan hiruk-pikuk politik yang panas dan menggelora.

Menurut Rahardjo kebijakan pemerintah dalam membangun infrastruktur (jalan raya, pelabuhan, bandara, tol laut, pembangkit listrik, bendungan dan lain-lain) merupakan tindakan yang tepat karena infrastruktur yang baik merupakan jaminan masa depan rakyat Indonesia. Dengan adanya infrastruktur maka ekonomi di daerah secara otomatis akan berkembang secara bertahap di kemudian hari.

Ditambahkan oleh Bambang Triadji, 79, bahwa dengan bantuan kepada  desa-desa di seluruh Indonesia maka pembangunan dari daerah pinggiran akan menunjang perekonomian daerah perkotaan. Semuanya akan berjalan dengan baik apabila didukung oleh infrastruktur yang merata ke seluruh wilayah Indonesia.

Dengan demikian, pemerintah perlu memerhatikan dan meningkatkan taraf hidup rakyat kecil yang hidup di pedesaan atau yang lebih populer disebut sebagai "grass-roots" sehingga mereka tidak tergoda untuk ikutan dalam kegiatan negatif yang mendiskreditkan pemerintah, demikian pendapat Aisar Indrakesuma, 79, menimpali pendapat Bambang Triadji. 

Tetapi, Soedarjono, 80, ikut mengingatkan tentang bahaya korupsi yang tidak pernah dapat dibasmi hingga saat ini. Menurut pendapatnya, hal ini mungkin dapat dikurangi (karena tidak mungkin dicegah) dengan melakukan rekrutmen pejabat pemerintah yang baik yaitu melalui seleksi ketat dalam tes integritas sehingga paling tidak ada faktor moral yang dapat menahan seseorang untuk tidak melakukan korupsi.

Demikianlah, seminar kecil yang agak serius yang  berlangsung dalam pertemuan Guyub saat ini, yang menunjukkan betapa masih besarnya perhatian para alumni yang sangat senior ini terhadap situasi dan kondisi Indonesia dewasa ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun