Mohon tunggu...
Djasli Djosan
Djasli Djosan Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Mantan redaktur dan reporter RRI, anggota Dewan Redaksi majalah Harmonis di Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

D'Academy Asia 2015 Telah Berakhir

2 Januari 2016   11:15 Diperbarui: 2 Januari 2016   12:32 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

 

Dangdut Academy Asia 2015 telah berakhir dengan memunculkan tiga pemenang, masing-masing Danang (Indonesia), Lesti (Indonesia) dan Siha (Malaysia). Para pesrta berasal dari Malaysia, Singapura, Brunai Darussalam dan Indonesia. Usaha Indonesia memulai kontes lagu dangdut patut dipuji karena mampu meluaskan irama tersebut dari yang selama ini dikenal sebagai salah satu bentuk musik Indonesia menjadi dikenal dan diminati oleh beberapa negara lainnya yaitu Malaysia, Singapura dan Brunai Darussalam. Menyimak penyelenggaraan D Academy Asia 2015 telah bergeser dari definisi awal bahwa dangdut adalah perpaduan irama Melayu modern dan India. Ciri khas yang menonjol adalah bunyi suling dan pukulan gendang yang terdengar seperti menyuarakan bunyi dang dut, dang dut. dang dut. Irama baru ini muncul di Indonesia tahun 70an melalui orkes Melayu Chndralela pimpinan Husen Bawafi dan beberapa grup musik lainnya. Salah satu dari cikal bakal irama dangdut itu dinyanyikan oleh Johana Satar dalam lagu 'Kecewa'. Lagu-lagu irama dangdutpun bermunculan, dalam arti memang dikemas dengan menonjolkan bunyi suling dan gendang yang khas. Tampil pula penyanyi-penyanyi pendendang dangdut, seperti Rhoma Irama, Elvi Sukaesih, Meggy Z dan Hamdan ATT. Walaupun konsepnya adalah memadukan irama Melayu modern dengan India, namun pada kenyataannya ada lagu-lagu yang iramanya lebih dekat ke India seperti yang diciptakan Fazal Dath dan yang didendangkan Mansur S. Ada pula beberapa lagu India yang disadur dan diubah syairnya ke dalam bahasa Indonesia. Bahkan lagu 'Terajana'nya Rhoma Irama dalam syairnya menyebutkan “...ini lagunya, lagu India...”Lebih jauh berkembang pula penciptaan lagu-lagu daerah dengan kemasan dangdut, sehingga dikenallah istilah dangdut Jawa, dangdut Sunda dan sebagainya. Dalam D Academy Asia 2015 batasan-batasan irama dangdut itu sudah tidak jelas lagi. Irama-irama tenggo, rege, R & B dan keroncong muncul dalam nyanyian para peserta D Academy Asia 2015. Pertanyaannya, apa lagu-lagu yang 'didangdutkan' seperti 'Engkau Laksana Bulan'nya P. Ramlee dan 'Fatwa Pujangganya'nya S. Efendi dapat atau sudah dianggap lagu-lagu dangdut? Perbandingannya, lagu 'I Left My Heart In Sanfransisco' yang 'dikroncongkan' oleh Bing Slamet tahun 60an, bukanlah lagu kroncong. Masalah ini perlu disepakati oleh pakar-pakar musik Malaysia, Singapura, Brunai Darusslam dan Indonesia, sebelum menyelenggarakan D Academy Asia 2016.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun