Buku berjudul 'Tafsir Al Mishbah dalam Sorotan' karangan Afrizal Nur menarik untuk dibaca karena pertama kalinya seorang mufasir muda mengeritik pendahulunya, M. Quraish Shihab. Penafsir-penafsir senior lainnya seperti Buya Hamka, tidak ada yang mengeritiknya.
Diantara yang dikritik Afrizal adalah kutipan pandangan mufasir dari kalangan Syi'ah, menyatakan yang musrik adalah penyembah berhala sedangkan Kristiani dan Yahudi adalah Ahli Kitab. Afrizal menulis, "Prof. Quraish suka berubah-ubah dalam pemikiran dan penafsiran atau unpredictable.
Bagi masyarakat Islam yang awam, sebenarnya tidak ada masalah dengan tafsir Qur'an yang ditulis siapapun. Mereka sudah cukup puas dengan uraian yang disampaikan para ustadz di Majelis'majelis Taklim, Mesjid'mesjid dan tempat kajian lainnya. Yang berkepentingan dalam tasir Qur'an adalah mereka yang mendalami bidang Ilmu Tafsir itu sendiri. Pertanyaannya, siapa yang menjadi hakim atas kritikan yang dilancarkan Afrizal? Kalau ditanyakan kepada Quraish Shihab, berangkali beliau akan mengatakan, "Mungkin Anda benar, saya salah. Mungkin pula Anda salah, saya yang benar. Mari kita serahkan kepada Allah SWT."
Tapi seandainya Quraish Shihab ada waktu, baik juga menanggapi kritik Afrizal yang jebolan Universitas Kebangsaan Malaysia itu.