Mohon tunggu...
Jalu Wintang
Jalu Wintang Mohon Tunggu... Lainnya - A man who always thirst for knowledge

Tuliskan setiap jejak langkah dalam hidupmu atau kau akan hilang dalam pusaran zaman

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Inilah yang Saya Khawatirkan Saat Ramadhan Berlalu

11 Mei 2021   00:28 Diperbarui: 11 Mei 2021   00:34 836
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : galajabar.pikiran-rakyat.com 

Alhamdulillah, tidak terasa sudah beberapa hari lagi kita akan bertemu dengan hari lebaran. Ya.. walaupun suasana lebaran tahun ini kita masih berada di dalam suasana pandemi yang bukannya kian mereda malah kian menggila. Belum lagi adanya banyak penyekatan yang semakin membatasi mobilitas kita untuk bepergian, seperti mudik ke kampung halaman misalnya. Hmmm... Semoga saja semua ini segera berakhir, Ya Allah...  (amin paling serius~).. Maklum gaes sudah kangen berat sama mbah di sana, hehehe... Sebenarnya tidak bisa mudik ke kampung halaman bagi saya bukan suatu halangan yang membuat saya begitu ketar-ketir. Toh sekarang kan kita bisa tinggal ambil handphone dan menelepon dengan mereka sepuasnya. Walaupun hanya via suara, tetapi at least mbah kung dan mbah ti disana bakal lega bisa mendengar kabar cucunya yang guanteng ini.

            Sebenarnya ada sesuatu yang membuat saya sedikit khawatir setelah bulan Ramadhan ini selesai. Yang jelas bukan karena nggak bakalan dapet takjilan gratis atau diperdengarkan jingle-jingle atau suara emas dari takmir masjid untuk bangun sahur. Hal yang khawatirkan itu sebenarnya ada banyak sih, seperti tugas yang nggak kunjung selesai, masa depan setelah lulus kuliah gimana, jodoh juga belum kelihatan, dan masih banyak lagi (duh,, dadi wong kok senengane overthinking to yo yo...). Tetapi, saya serius bahwa ada sesuatu yang saya khawatirkan apalagi melihat bulan Ramadhan perlahan meninggalkan saya. Hal itu tidak lain dan tidak bukan adalah Shalat Subuh. Hah ??? Masak iya sampai sebegitu khawatirnya saya cuma gara-gara perkara shalat Subuh ? Weitss,, tunggu dulu. Begini. Ketika saya menjalani ibadah puasa di bulan Ramadhan, saya benar-benar menyadari tentang pola hidup dan ibadah saya yang menunjukkan perubahan yang (Insya Allah) cukup signifikan. Yaa walaupun belum banyak, tapi minimal ada perubahan dikit-dikit lah dari yang dulu.

            Bukan rahasia lagi jika Subuh adalah salah satu dari lima waktu shalat yang cukup sulit untuk dilaksanakan. Gimana nggak sulit ? Lha bayangkan saja. Jam 4 pagi kita diharuskan untuk bangun. Padahal, jam segitu jujur saja adalah titik puncak kenikmatan dalam mengarungi mimpi (baca : tidur). Keadaannya akan lebih sulit lagi kalau kita malamnya begadang, entah begadang karena ngejar deadline kerjaan/tugas, main game, nonton pertandingan sepak bola, atau scroll-scroll nggak jelas di sosmed. Wah wah...Bisa-bisa nanti malah bablas tidurnya sampai siang. Wes talah.. Angel wes angel...

            Saya akui bahwa bangun pagi adalah hal yang paling challenging dalam hidup saya. Kalau nggak karena alarm atau dibangunkan sama teriakan ibu saya, dijamin deh pasti saya nggak bakal bangun. Usaha memasang 2 alarm (alarm di handphone dan jam tangan) sekaligus itupun masih belum berhasil membangunkan saya. Makanya, begitu sekali saya bisa bangun pagi tanpa dibangunkan siapapun, saya merasa itu adalah suatu pencapaian yang luar biasa. Rasanya hmm... seperti menang penghargaan Nobel (Emang pernah ??). Lega banget lah pokoknya. Kebiasaan itu membuat saya bisa jadi layak dipertimbangkan untuk bergabung dengan kaum Bangsawan (Bangsane wong sing tangine awan-awan) a.k.a kaum yang hobi bangun kesiangan. Akhirnya, waktu shalat Subuh seringkali saya lewatkan (Astaghfirullah jal, jal). Kalau saja ada suatu momen saya bisa bangun pagi, itupun paling pagi saya bangunnya di sekitar jam 5.30, dimana matahari sudah mulai terbit. Dulu sih pernah bangun sebelum adzan Subuh ketika saya masih ikut kegiatan Ospek hehehe. Itupun biar nggak kena hukuman karena telat datang ke kampus. Selebihnya, saya jadi sering melaksanakan shalat DhuBuh (Dhuha-Subuh). Shalat Subuhnya dikerjakan jam 7 atau jam 8 sama seperti waktu shalat Dhuha. Apalagi kalau bulan Ramadhan sudah berakhir, saya khawatir kebiasaan mbangkong (bangun kesiangan) saya kambuh lagi. Duh...

            Dengan adanya bulan Ramadhan ini, mau tidak mau kita harus bangun lebih pagi untuk melaksanakan sahur. Setelah sahur, dilanjutkan untuk melaksanakan shalat Subuh. Otomatis, selama sebulan penuh ini, Insya Allah waktu shalat Subuh bisa dipastikan hampir tidak pernah bolong (Ini nggak bermaksud sombong lho ya...). Apalagi ditambah dengan amalan-amalan Subuh, seperti shalat sunnah sebelum Subuh yang membuat kita mendapatkan kebaikan yang bahkan melampaui dunia dan seisinya. Belum lagi, di salah satu hadits disebutkan bahwa di waktu subuh, banyak malaikat yang akan mengamini setiap doa dari hamba-hamba Allah yang bangun demi melaksanakan shalat Subuh. Waktu yang tepat nih untuk kita berdoa supaya kita senantiasa diberikan kesuksesan dan rezeki yang berlimpah.

            Bahkan, banyak peneliti yang menyarankan kita untuk senantiasa bangun pagi karena akan membawa banyak manfaat baik bagi kita, seperti membangun mood menjadi lebih baik, meningkatkan produktivitas, badan menjadi lebih segar, dan masih banyak lagi. Kita juga pernah mendengar ungkapan "bangun pagilah agar rejekimu tidak dipatok ayam". Kalau kita terbiasa untuk bangun pagi/subuh hari, tentu kita akan mendapatkan beragam manfaat yang sudah saya sebutkan sebelumnya. Hmmm..,memang sih yang namanya bangun pagi apalagi bagi saya yang hobi begadang ini pasti akan merasakan kesulitan karena tak kuasa menahan kantuk yang luar biasa. Awalnya memang terasa berat untuk mengubah kebiasaan bangun kesiangan ini. Sudah terlalu nyaman dengan bangun yang kesiangan, eh tiba-tiba kita disuruh untuk bangun pagi-pagi sekali. Rasanya itu lho, hmmm.. pengen tidur lima menit lagi~

            Bulan ini adalah momen yang pas bagi kita semua, terutama untuk kawan-kawanku yang kesulitan buat bangun pagi, untuk melatih diri agar terbiasa untuk bangun pagi. Perkara nanti setelah sahur ngantuknya muncul lagi, bisa disiasati dengan kegiatan lain seperti membaca Al-Qur'an, ngobrol dengan orang tua, menonton TV, atau hal-hal bermanfaat lainnya. Kalau misalnya pengen banget untuk tidur lagi, pastikan kita sudah melaksanakan shalat Subuh terlebih dahulu. Jika kita, termasuk saya pribadi, berusaha untuk berikhtiar dalam menjaga dan memperbaiki kualitas ibadah kita, mudah-mudahan kita juga akan selalu dilancarkan dan dimudahkan semua urusan dan kegiatan kita oleh Allah SWT. Terlebih lagi di bulan suci nan mulia ini, marilah kita berusaha untuk menjunjung serta menebarkan nilai-nilai kebaikan di segala lini.. Nothing is too late for doing good. Aaamiin....

Sudahi tidurmu dan marilah shalat Subuh bersamaku

Anggaswangi, 11 Mei 2021

Salam

Djalu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun