Tentang janji manusia dengan manusia, manusia dengan Tuhan, dan manusia dengan alam, saya pikir, amat mendominasi sajak-sajak yang terkumpul dalam 'Ning'. Tentu, janji itu mesti terus diingati, dipahami, dan dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan begitu 'Kado Pernikahan' yang disodorkan Teddi bukanlah sebuah bingkisan hadiah yang mengejutkan dan membuat kita kegirangan. Namun sebuah pekerjaan yang menuntut kita agar terus mencari maknawi yang hakiki.
Cara membaca boleh berbeda, penafsiran mungkin berlainan, yang jelas,'Ning, Kumpulan Sajak 1994-2004'merupakan kado terindah Teddi Muhtadin yang menyelami dunia sastra Sunda.
Artikel di atas dimuat di koran Kompas Jabar. Karya Djasepudin, seorang guru SMA Negeri 1 Cibinong, Bogor