Mohon tunggu...
Dizzman
Dizzman Mohon Tunggu... Freelancer - Public Policy and Infrastructure Analyst

"Uang tak dibawa mati, jadi bawalah jalan-jalan" -- Dizzman Penulis Buku - Manusia Bandara email: dizzman@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Susahnya Mencari Sekolah Murah dan Bermutu

14 Januari 2015   23:16 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:08 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Tahun ini merupakan tahun terberat dan mesti banyak pengeluaran, karena anak pertama hendak melanjutkan sekolah ke SMA dan anak kedua masuk ke SMP. Sekolah negeri memang sebagian besar gratis dan kalaupun ada biaya tidak terlalu mahal, namun terus terang dengan kondisi pergaulan saat ini, agak sulit untuk mempercayakan pendidikan pada sekolah negeri. Tanpa mengurangi rasa hormat, pendidikan di sekolah negeri lebih mengutamakan ilmu pelajaran dibandingkan budi pekerti apalagi akhlak. Pergaulan di luar sekolah cenderung sulit dikontrol, demikian pula dengan pertemanan di sekolah negeri yang cenderung heterogen. Syukur kalau menemukan teman yang baik, namun bagaimana bila ketemu teman yang bakal menjerumuskan anak kita nanti?

Satu-satunya jalan terpaksa harus mencari sekolah swasta yang lebih homogen dan menonjolkan pengajaran akhlak disamping ilmu pelajaran tentunya. Namun mencari sekolah jenis ini juga bukan hal mudah terutama yang dekat dengan tempat tinggal. Ada sekolah bagus tetapi biaya masuknya setara dengan motor sport, dan biaya bulanannya separuh gaji PNS. Ada yang lebih murah tapi jarak dari rumah jauh, jadi sama saja habis di biaya transportasi, belum lagi harus bangun pagi agar tidak terjebak macet di jalan. Sebenarnya banyak juga sih sekolah sejenis dekat rumah dan murah lagi, namun kualitasnya diragukan karena alumninya ga jelas perginya setelah lulus.

Boarding school alias sekolah semi pesantren bisa menjadi alternatif bila lokasinya jauh dari rumah alias di luar kota. Namun biaya masuknya juga selangit, setara dengan harga mobil LCGC, sementara bulanannya lebih besar dari gaji abdi negara. Ada juga boarding school yang diselenggarakan pemerintah, namun saingannya cukup berat sehingga perlu cadangan andaikata tidak diterima di sekolah tersebut. Belum lagi si anak apakah sudah siap hidup mandiri di pesantren tanpa dukungan orang tua disampingnya. Anak-anak sekarang memang cenderung manja dan tingkat ketergatungan dengan orang tua tinggi.

Sekolah swasta apalagi yang homogen memang telah menjadi ladang bisnis yang menggiurkan, bukan sekedar sarana berbagi ilmu semata. Ada kualitas, ada harga yang harus dibayar. Celakanya peminatnya juga tiap tahun meningkat, rata-rata dengan alasan yang sama seperti saya uraikan di atas. Hal ini menunjukkan bahwa kelas menengah Indonesia terutama di kota-kota besar semakin membengkak, sementara ketersediaan sekolah bagus apalagi murah terbatas. Pemerintah sendiri terlalu menuntut siswa memiliki otak yang cerdas, sementara fasilitas dan tenaga pengajar mumpuni yang seharusnya menjadi kewajiban pemerintah cenderung terabaikan. Akibatnya banyak calon siswa hanya menyerbu sekolah-sekolah favorit tertentu saja, sementara banyak sekolah lain kosong bangkunya akibat terbatasnya fasilitas dan kurangnya tenaga pengajar yang berkualitas.

Semoga dengan pemisahan Kementerian Pendidikan Nasional menjadi Kementerian Dikdasmenbud, pemerintah bisa lebih fokus pada peningkatan kualitas tenaga pengajar dan fasilitas sekolah dasar dan menengah, agar tidak terjadi lagi pemilahan sekolah favorit dan sekolah 'buangan'. Di luar negeri, tidak ada istilah sekolah favorit atau sekolah biasa untuk negeri. Mereka dipaksa belajar dekat dengan tempat tinggalnya atau istilah kerennya rayonisasi. Walaupun rayonisasi sudah diterapkan disini, namun karena tidak terlalu ketat pengawasannya, masih saja banyak siswa menumpuk di sekolah favorit dengan berbagai cara untuk menembusnya.

Ohhh, betapa sulitnya mencari ilmu dan akhlak yang baik di negeri ini dengan murah dan berkualitas.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun