Mohon tunggu...
Dizzman
Dizzman Mohon Tunggu... Freelancer - Public Policy and Infrastructure Analyst

"Uang tak dibawa mati, jadi bawalah jalan-jalan" -- Dizzman Penulis Buku - Manusia Bandara email: dizzman@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

"Banned-Unbanned", Etis-tak Etis di Kompasiana

8 April 2010   04:15 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:55 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Sudah lama saya tidak mampir disini, dan cukup kaget mendengar ada seorang kawan kita yang di-banned karena mengkritik secara berlebihan sang pemilik utama media ini. Lebih parahnya lagi saya mengetahuinya justru dari lapak sebelah, bukan disini karena artikel tersebut langsung hilang dari peredaran rupanya. Di sisi lain, coba perhatikan tulisan terpopuler, tertinggi, atau terfavorit, pasti ada yang nyelip tulisan-tulisan berbau (maaf) selangkangan atau sekwilda baik dari judul maupun isinya, walaupun setelah dibaca rata-rata hanya sekedar joke saja. Dan itu dibiarkan saja oleh admin, tidak di-banned atau diperingatkan. Padahal bisa jadi isinya hanya sekedar lelucon yang tidak lucu, bahkan mungkin tidak bermanfaat sama sekali, kecuali hanya menghibur hati saja. Lalu apa bedanya tulisan kritis dengan tulisan berbau seks tersebut?

Memang pihak admin sendiri telah menjelaskan makna etis dan moral dalam menulis disini. Namun tetap saja kriteria teknisnya tak dapat dijelaskan secara gamblang, karena ternyata masih ada saja tulisan-tulisan yang (paling tidak menurut saya) kurang etis dan tidak layak untuk ditayangkan. Akhirnya masalah etis dan moral hanyalah masalah rasa saja, bukan kriteria atau indikator layak tidaknya tulisan dimuat atau di-banned. Rasa yang dimiliki admin, tentu tidak sama dengan yang dimiliki penulis, juga pembacanya. Bisa saja menurut pembaca atau penulis fine-fine saja, namun menurut admin tidak layak muat. Atau sebaliknya, menurut pembaca atau penulis kurang etis, namun menurut admin fine-fine saja. Masalah rasa ini bisa menjadi perdebatan yang berkepanjangan bila tidak segera ditengahi secara bijak.

Alangkah bijak bila admin tidak langsung menghilangkan begitu saja tulisan yang dirasa tidak etis, tetapi tolong dibantu editing atau memperhalus bahasanya. Bisa saja maksud penulis itu baik, namun karena sedang emosi atau tekanan tinggi, nada tulisannya jadi sembarangan dan terkesan tidak etis. Di sini admin harus jeli melihat substansi tulisan, tidak serta merta mem-banned hanya karena apa yang tertuang dalam tulisan. Pembatasan memang perlu, dan demokrasi bukanlah membabi buta, tetap ada aturan. Namun yang diharapkan adalah aturan yang berlaku common sense, alias rasa yang dimiliki admin dalam menilai tulisan juga sejalan dengan common sense sebagian besar warga Kompasiana.

Akhir kata, mohon maaf apabila kata-kata saya tidak berkenan, semoga saya masih bisa tetap menulis disini....

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun