Mohon tunggu...
Dizzman
Dizzman Mohon Tunggu... Freelancer - Public Policy and Infrastructure Analyst

"Uang tak dibawa mati, jadi bawalah jalan-jalan" -- Dizzman Penulis Buku - Manusia Bandara email: dizzman@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Strategi Jitu Anies Menyehatkan Warga Jakarta

19 Desember 2019   11:13 Diperbarui: 20 Desember 2019   03:15 977
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelebaran Trotoar Terus Berlangsung (Sumber: wartakota.tribunnews.com)

Sejak DKI Jakarta dipimpin Anies, berbagai kontroversi selalu menimpa dirinya. Tak terhitung sudah jumlahnya baik pro maupun kontra, hampir setiap hari memenuhi ranah medsos entah itu mengkritisi bahkan cenderung membully, atau sebaliknya membela habis-habisan kebijakan beliau.

Terlepas dari itu semua, ada satu strategi jitu yang selama ini mungkin tidak terpikirkan oleh para pendahulunya, bahkan oleh pemimpin kota lain sekalipun. 

Di saat banyak pemimpin daerah bahkan nasional melebarkan jalan demi memuluskan produksi mobil sebanyak-banyaknya, Anies justru sebaliknya.

Dua tahun belakangan ini hampir di seluruh jalan protokol di ibukota dilakukan pelebaran trotoar sekaligus mempersempit ruang gerak kendaraan pribadi. 

Selain diperlebar, juga ditanam pohon dan bangku untuk bersantai sambil menikmati polusi ibukota yang kian hari kian membumbung. Memang sepintas jalan tampak macet, namun bagi pejalan kaki menjadi surga yang tiada duanya.

Untuk mendukung pelebaran trotoar, Bus TransJakarta juga mulai diperbanyak rutenya termasuk ke arah pinggiran, menggantikan metro mini atau kopaja yang kumuh. 

Beberapa memang masih beredar, namun sepertinya menunggu mati dengan sendirinya karena kekurangan penumpang. Hal ini untuk membiasakan masyarakat naik angkutan umum yang aman dan nyaman serta berjalan kaki sampai tujuan.

Saya sendiri merasakan benar apa yang dilakukan Anies terhadap pejalan kaki. Dulu kemana-mana saya terpaksa naik motor kalau ada acara di luar kantor di Jakarta karena transportasi umum tidak nyaman dan jalanan macet tanpa trotoar yang memadai. 

Sekarang saya lebih senang menggunakan Transjakarta, KRL, atau MRT kemana-mana serta jalan kaki dari ujung ke ujung dengan nyaman. 

Di jalan protokol, tak banyak lagi motor-motor yang masih nekat melintasi trotoar, walau mungkin di daerah pinggiran masih saja terjadi. 

Transportasi umum semakin nyaman, tak ada lagi pengamen yang mengganggu tidur di atas bis atau kereta. Semua sudah berpendingin udara, jadi tak perlu kipas-kipas untuk mengusir panas di dalamnya. 

Tak ada lagi preman yang berteriak-teriak mencari muatan untuk Trans Jakarta karena sudah ada halte bis yang nyaman. Bis juga tak lagi ngetem lama karena sudah diatur waktunya.

Warga yang tadinya mager perlahan mulai rajin naik angkutan umum dan berjalan kaki. Cobalah lihat trotoar di sepanjang jalan protokol Sudirman - Thamrin. 

Para milenial dan eksekutif muda, bahkan para bos berdasi tak malu lagi berjalan kaki dan naik angkutan umum. Jakarta sudah bisa disejajarkan dengan Singapura untuk wilayah tertentu seperti sekitar jalan protokol Sudirman -Thamrin.

Memang tidak mudah untuk menata Jakarta secara keseluruhan, namun paling tidak tahap awal sudah dimulai. Sebagai ibukota Jakarta menggambarkan wajah suatu negara. 

Apabila tampak kumuh maka negara tersebut dianggap miskin, namun bila terlihat tertata rapi menunjukkan kemakmuran negeri tersebut.

Orang Indonesia memang terkenal malas berjalan kaki. Apalagi sekarang ada ojek online yang membuat orang semakin mager alias malas bergerak, apa saja bisa dilakukan secara online. 

Tentu ini berpengaruh besar buat kesehatan tubuh. Tubuh yang jarang bergerak akan menimbulkan berbagai macam penyakit. Anies sadar akan hal ini sehingga perlu strategi khusus untuk membuat orang Indonesia, khususnya Jakarta, mau berjalan kaki walau dengan sedikit terpaksa.

Strategi pelebaran trotoar merupakan solusi jitu untuk menyehatkan warga Jakarta, terutama bagi para magerwan magerwati agar mau berjalan kaki, walaupun jalanan masih saja tetap macet. 

Biarkan saja seleksi alam yang bekerja, suatu saat orang akan bosan dengan kemacetan dan memilih menggunakan transportasi umum serta berjalan kaki untuk beraktivitas di tengah kota Jakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun