Mohon tunggu...
Dizzman
Dizzman Mohon Tunggu... Freelancer - Public Policy and Infrastructure Analyst

"Uang tak dibawa mati, jadi bawalah jalan-jalan" -- Dizzman Penulis Buku - Manusia Bandara email: dizzman@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Catatan Perjalanan Menyusuri Tol Trans Jawa Jakarta-Malang

2 Januari 2019   12:04 Diperbarui: 2 Januari 2019   12:58 39745
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jembatan Kalikuto, Ikon Tol Trans Jawa (Dokpri)

Jalan tol Trans Jawa resmi sudah tersambung sejak diresmikan Presiden Jokowi tanggal 20 Desember 2018 lalu. Jalan tol ini membentang dari Merak hingga ke Pasuruan dengan total panjang 1167 Km, dengan jalur utama Jakarta-Surabaya sepanjang sekitar 740 Km.

Sebagai travelers, tentu saya tak ingin melewatkan kesempatan ini untuk menjajal jalan tol tersebut dari Jakarta hingga ke Malang vice versa mumpung libur panjang.

Saya sendiri tidak langsung menjajal secara nonstop dari ujung ke ujung, tapi beberapa kali mampir untuk bersilaturahmi mengunjungi kerabat dan teman di kota-kota yang disinggahi.

Perjalanan pertama saya lakukan dari Jakarta ke Bandung untuk mengunjungi nenek dengan waktu tempuh standar 2 jam karena berangkat setelah subuh untuk menghindari macet karena pekerjaan tol layang Japek 2. 

Gerbang Tol Kalikangkung Semarang (Dokpri)
Gerbang Tol Kalikangkung Semarang (Dokpri)
Setelah beristirahat sehari, esoknya perjalanan dilanjutkan dari Bandung menuju Solo melalui tol Padaleunyi disambung ke tol Cipali, tol Palikanci, Kanci-Pejagan, Pejagan-Pemalang, Pemalang-Batang, Batang-Semarang, hingga Semarang-Solo. Perjalanan relatif cepat karena berangkat dari Bandung sore hari sekitar pukul 3 sore, tiba di Solo sekitar setengah 10 malam dengan istirahat sejenak di rest area selama setengah jam.

Pagi harinya perjalanan lanjut menuju ke Malang melalui tol Solo-Ngawi, Ngawi-Kertosono, lalu keluar Bandar karena hendak memotong jalan lewat Pare Kediri. Waktu tempuh Solo hingga Kertosono (pintu tol Bandar) tak sampai dua jam, hanya 1 jam 50 menit saja, padahal lewat jalan biasa dua jam hanya bisa sampai Ngawi yang ditempuh hanya 50 menit saja kalau lewat tol.

Pagar Pembatas Masih Dikerjakan (Dokpri)
Pagar Pembatas Masih Dikerjakan (Dokpri)
Setelah berlibur di Malang hingga ke Banyuwangi lewat jalan biasa, kami kembali ke Jakarta dari Malang, mulai dari jalan tol Pandaan-Gempol, Gempol-Japanan, Japanan-Waru, Waru-Kertosono, Kertosono hingga Solo untuk kembali beristirahat semalam karena cukup lelah juga setelah berlibur panjang di ujung Jatim.

Esoknya perjalanan kembali lanjut dari Solo pagi hingga ke Pekalongan untuk mampir sebentar ke kampung halaman. Sorenya perjalanan dimulai dari tol Pemalang hingga tol Padaleunyi untuk menuju Bandung dan sempat menginap semalam, sebelum esok pagi kembali ke Jakarta.

Perjalanan Jakarta-Cikampek atau sebaliknya memang lebih baik dilakukan setelah Subuh untuk menghindari kemacetan parah di siang hingga malam hari.

Setiap perjalanan saya catat waktu tempuhnya, dengan rangkuman sebagai berikut:

  • Jakarta - Cikampek 1 Jam
  • Cikampek - Bandung (Buah Batu) dan sebaliknya 50 menit
  • Cikampek - Palimanan 1 jam
  • Palimanan - Kalikangkung 3 jam
  • Kalikangkung - Solo 1 jam
  • Solo - Kertosono 1 jam 50 menit
  • Kertosono - Surabaya 1 jam
  • Surabaya - Pandaan 40 menit (lalu lintas agak macet)

Gerbang Tol Pandaan, Ujung Jalan Tol Trans Jawa (Dokpri)
Gerbang Tol Pandaan, Ujung Jalan Tol Trans Jawa (Dokpri)
Jadi bila di total non stop Jakarta - Surabaya bisa ditempuh dalam waktu 9 jam dalam kondisi normal (terutama saat Jakarta-Karawang tidak macet) dengan kecepatan rata-rata 100-120 Km/jam dan jarak tempuh 750 Km.

Sementara dari Surabaya ke Pandaan tak sampai satu jam, hanya dari Pandaan ke Malang atau sebaliknya bisa menghabiskan waktu dua jam saat siang hingga malam hari. Dengan dibukanya tol fungsional Pandaan-Malang, waktu tempuh kurang dari satu jam sehingga total dari Surabaya hanya 1 jam 30 menit saja.

Namun demikian, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat menempuh jalan tol Trans Jawa tersebut, antara lain:

Gerbang Tol Ngemplak Solo (Dokpri)
Gerbang Tol Ngemplak Solo (Dokpri)
1. Setelah rest area tol Kanci hingga tol Bawen belum ada SPBU definitif, hanya di beberapa rest area ada SPBU sementara yang ketersediaannya tak tentu juga antriannya panjang, sehingga bagi yang ingin menempuh perjalanan jauh sebaiknya isi penuh dari SPBU rest area Cirebon yang terletak setelah pintu keluar Kuningan.

Demikian juga tol dari Solo hingga Kertosono juga belum ada SPBU definitif, jadi sebaiknya isi penuh di rest area Bawen walau tanki masih setengah penuh. Kalau dari arah timur sebaiknya isi penuh di Surabaya sebelum masuk ke tol Trans Jawa, lalu di rest area sebelum Ngawi diisi kembali walau masih setengah penuh agar tetap nyaman berkendara di tol tanpa panik kehabisan bahan bakar.

Isitrahat Sejenak di Rest Area (Dokpri)
Isitrahat Sejenak di Rest Area (Dokpri)
2. Walau waktu tempuh relatif cepat, namun pemandangannya cenderung membosankan dan jalan yang relatif lurus justru membuat pengemudi cepat lelah. Oleh karena itu tidak disarankan untuk mengemudi non stop (termasuk hanya sekedar isi bensin) dari Jakarta ke Surabaya, tapi sebaiknya beristirahat dulu di kota Semarang atau Solo yang berada di tengah-tengah tol, minimal tidur sejenak di rest area atau hotel yang berada di kota tersebut.

Fisik Anda mungkin kuat, tapi hati-hati dengan kondisi kendaraan apakah mampu jalan non stop, termasuk kondisi ban dan rem.

Jalan Lurus dan Pemandangan Cenderung Membosankan (Dokpri)
Jalan Lurus dan Pemandangan Cenderung Membosankan (Dokpri)
3. Karena pemandangannya membosankan, sebaiknya jalan di malam hari untuk menghindari panas terik karena kondisi jalan tol dan sekitarnya relatif gersang sehingga cuaca sangat panas di siang hari.

Saya pernah pecah ban akibat terlalu panas di jalan beton setelah mengemudi sekitar 3 jam perjalanan. Lagipula jalan malam relatif lancar ketimbang siang hari, kecuali di ruas Bekasi-Karawang yang sering buka tutup akibat masih adanya pembangunan jalan tol layang.

Penduduk Setempat Masih Menyeberang Jalan Tol (Dokpri)
Penduduk Setempat Masih Menyeberang Jalan Tol (Dokpri)
4. Di ruas tol antara Wilangan hingga Kertosono/Bandar masih ada beberapa perbaikan pagar pembatas dan pembangunan jembatan penyeberangan, sehingga kadang terjadi buka tutup jalan bagi warga setempat yang hendak melintasi jalan tol.

Jadi pengemudi harap waspada di ruas tersebut untuk menghindari kecelakaan akibat adanya buka tutup tersebut. Paling tidak butuh waktu 2-3 bulan hingga menjelang libur hari raya untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.

Jembatan Penyebarangan Masih Dikerjakan (Dokpri)
Jembatan Penyebarangan Masih Dikerjakan (Dokpri)
Kalau boleh disimpulkan, sepertinya peresmian kemarin cenderung terburu-buru karena ada ruas yang sebenarnya belum 100% siap seperti dari Wilangan ke Kertosono yang masih harus mengakomodasi penyeberangan penduduk setempat.

Demikian pula dengan rest area yang sebagian besar masih berupa tenda darurat alias belum siap untuk menampung ratusan mobil yang ingin beristirahat sehingga kadang harus ditutup dan rest area berikutnya cukup jauh jaraknya. Selain itu sempat pula terjadi longsor antara ruas Salatiga-Kartasura yang baru saja diresmikan kemarin.

Oleh karena itu perlu dievaluasi beberapa ruas tol yang sebenarnya belum siap, bila perlu ditutup kembali hingga menjelang libur lebaran nanti, agar konstruksi jalan tol tersebut benar-benar siap, tidak ada lagi berita longsor atau jalan masih diseberangi penduduk lantaran belum selesainya jembatan penyeberangan. Keselamatan pengendara dan penduduk lebih penting daripada sekedar seremoni menjelang liburan.

Demikian catatan saya terhadap jalan tol Trans Jawa yang baru saja dilintasi saat liburan Nataru. Semoga bermanfaat paling tidak hingga libur lebaran nanti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun