Mohon tunggu...
Dizzman
Dizzman Mohon Tunggu... Freelancer - Public Policy and Infrastructure Analyst

"Uang tak dibawa mati, jadi bawalah jalan-jalan" -- Dizzman Penulis Buku - Manusia Bandara email: dizzman@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Bocornya ATM, FB, dan Anonimitas Digital

22 Maret 2018   23:26 Diperbarui: 22 Maret 2018   23:50 512
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Belum hilang ingatan kita akan bobolnya dana nasabah BRI melalui proses skimming atau pencurian data nasabah melalui ATM, giliran data akun di FB terungkap bocor demi pemenangan (calon) presiden Amerika Serikat saat itu. Kita menjadi bertanya-tanya, seberapa amankah data yang kita tanam di server nun jauh dari negeri ini dari serangan tangan-tangan jahil.

Ketika era media sosial mulai marak gaya hidup kita berubah dari yang malu-malu alias anonim menjadi arena unjuk diri alias selfie di dunia maya. Bahkan dulu sempat rame pula bahwa akun FB atau medsos lain harus asli untuk menunjukkan jati diri kita untuk membedakan akun palsu alias anonim yang bersliweran saat pertama kali FB meluncur. Ramai-ramai orang mengganti nama akun dari nama anonim menjadi nama asli, termasuk data diri asli pula. Padahal niat yang sebenarnya mulya tersebut dapat ditunggangi oleh pihak lain untuk disalahgunakan.

Sejak awal saya malah kuatir akan penyalahgunaan data digital di media sosial atau data penting lainnya oleh pihak-pihak tak bertanggung jawab. Makanya saya tak pernah menampilkan nama asli di media sosial, bahkan tidak berteman dengan keluarga sendiri. Cukuplah hidup bersama di dunia nyata, tapi tidak untuk dunia maya. 

Demikian pula dengan upload foto, sedapat mungkin tidak menampilkan wajah asli, kecuali terpaksa kena tag dari kawan lain. Walau akhirnya saya menyerah juga di IG karena ada satu akun saya di-suspend seumur hidup karena tidak pernah menampilkan wajah asli.

Data digital sejatinya tidaklah benar-benar 100 persen aman, karena posisi servernya bisa berada di luar negeri, dan akses untuk menjangkau server tersebut jauh lebih mudah, hanya butuh kesabaran dan ketelatenan para hacker untuk membobol data yang ada di server tersebut. Apalagi yang namanya data uang alias rekening, tentu menjadi sasaran empuk para hacker untuk memindahkan saldo dari rekening orang lain pada rekening yang diinginkannya. 

Demikian pula di FB dan medsos lainnya sangat-sangat rawan untuk ditembus seperti kejadian yang heboh minggu ini.

Jadi, jangan euforia dulu dengan digitalisasi media sosial dan data yang tersimpan di internet melalui server. Justru banyak celah yang dapat menelanjangi diri kita sendiri karena terlalu banyak data pribadi yang tersimpan di dunia maya. 

Cukuplah isi data seperlunya, tak usah terlalu detail yang justru dapat dianalisis kecenderungan karakter kita. Kalau memang ingin dikenal, tak masalah menggunakan data anonim, asal saat di dunia nyata baru memperkenalkan nama dan data asli. Jadilah anonim di dunia digital, lalu keluarkanlah wajah asli di dunia nyata.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun