Mohon tunggu...
Diyah
Diyah Mohon Tunggu... Penulis - Future Entrepreneur and Lecturer

Dream, Believe and Make it Happen

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Tujuh Aksiku Menjaga Bumi agar Tetap Lestari

6 Februari 2024   22:38 Diperbarui: 6 Februari 2024   22:58 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perubahan yang sungguh signifikan telah kita rasakan akhir-akhir ini terhadap bumi kita, dari perubahan iklim yang tidak menentu dan banyak sekali fenomena alam yang diluar prediksi.Tak menyangka mungkin bisa jadi karena usia bumi sudah mencapai 4,54 miliar tahun menurut para ilmuwan dengan menggunakan penanggalan usia radiometrik. Sehingga, hal ini perlu adanya perhatian khusus kita sebagai penduduk bumi agar lebih panjang usia bumi disaat kondisi bumi sedang tidak baik-baik saja.

Para peneliti telah mencatat lonjakan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam bencana terkait iklim di tahun 2019. Seperti halnya banjir di Asia Tenggara, dan Amerika Selatan, gelombang tinggi dan kebakaran hutan banyak terjadi di Amerika Serikat dan Australia. Selain itu, ada angin topan yang menghancurkan Afrika dan Asia Selatan. Kondisi bumi yang kian memprihatinkan ini sebenarnya akibat ulah manusia sendiri. Terbukti terjadi penurunan emisi gas dan rumah kaca dan beberapa variable lainya terjadi pada tahun 2020. Sebagai puncak dari pandemi Covid-19.

Menurut data IMF (2022) telah mencatat bahwa terjadi penurunan Tingkat emisi gas rumah kaca sebesar 4.6% secara global pada tahun 2020. Kondisi tersebut terjadi karena kebijakan lockdown global yang membatasi mobilitas penduduk dunia sehingga berimbas positif terhadap penurunan kadar gas rumah kaca terutama CO2 di atmosfer.

United Nations Environment Programme (2022)
United Nations Environment Programme (2022)

Gambar diatas merupakan hasil studi pada Emissions Gap Report 2022 yang dipublikasikan oleh UNEP. Terlihat juga adanya penurunan CO2 saat terjadi pandemi (2020). Namun Tingkat konsentrasi gas rumah kaca non-CO2, seperti CH4, N20, dan gas-gas fluor, mengalami peningkatan. Peningkatan konsentrasi gas rumah kaca non-CO2 terpicu oleh aktivitas-aktivitas manusia. Sehingga dapat diartikan bahwa pandemi COVID-19 hanya menyebabkan pengurangan emisi gas rumah kaca berupa CO2 secara sementara sehingga tidak memperlambat laju terjadinya perubahan iklim.Oleh karena itu, isu peubahan iklim harus tetap difokuskan sebagai bentuk kasih saying terhadap bumi dan agar bisa tetap lestari.

Memanfaatkan energi dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan merupakan langkah penting untuk menjaga bumi agar tetap hijau dan lestari. Penting sekiranya untuk sama-sama peduli terhadap keadaan bumi. Sehingga, perlu adanya kesadaran yang tinggi untuk tetap sama-sama memiliki tujuan menjaga bumi seperti halnya tujuh aksi yang bisa kita jabarkan dibawah ini.

Design by Canva
Design by Canva

Memiliki Kendaraan Ramah Lingkungan

Kendaraan ramah lingkungan sepertihalnya menggunakan kendaraan Listrik atau hybrid. Kemudian jika menggunakan bahan bakar konvensional alangkah lebih baiknya menggunakan bahan bakar yang ramah lingkungan seperti biofuel atau gas alam. Selain itu, berkendara secara teratur dan efisien dan merawat kendaraan secara teratur untuk mengoptimalkan kinerja.

Menghemat Energi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun