Ramadan tahun ini sangatlah berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Jika tahun sebelumnya masih memiliki pekerjaan yang mumpuni. Tahun ini bisa dibilang tahun yang penuh dengan perjuangan dimana saya telah kehilangan pekerjaan, kehilangan beasiswa di luar negeri dan juga beberapa kali gagal dalam membangun bisnis. Sehingga, datangnya bulan ramadan saat ini bisa dibilang menjadi momentum saya untuk bisa bangkit dari keterpurukan.
Tak muluk-muluk dan tak berani berkhayal terlalu tinggi untuk target bulan ramadan tahun ini, yang terpenting bagi saya adalah bisa terus mensyukuri apa yang masih ada dan terus melihat masa depan yang penuh dengan misteri. Momen ramadan inilah momen yang paling pas untuk merefleksikan diri kenapa diri ini selama ini belum berhasil untuk menggapai impian-impian yang telah tertulis.
Proses penerimaan keadaan adalah proses yang paling penting untuk bisa sadar dan bisa segera untuk mengambil tindakan agar lebih baik. Momen ramadan tahun ini benar-benar telah dipilih oleh Allah untuk bisa belajar banyak tentang arti kesabaran, keikhlasan dan bersyukur selalu atas apa-apa yang diganjar oleh Allah SWT.
Berkumpul bersama keluarga mengingatkan betapa berharganya diri ini, sehingga menjadikan pribadi yang lebih bersyukur dalam menjalani kehidupan. Sehingga, di ramadan tahun ini simple saja dalam memiliki standar tujuan, yaitu kembali terlahir menjadi manusia yang lebih baik dan bisa segera bangkit serta mewujudkan cita-cita yang telah didoakan setiap hari.
Proses mewujudkan misi tersebut adalah dengan terus berpasrah tentang kehidupan kepada Yang Maha Pemberi Keputusan yaitu Allah SWT, sehingga di bulan Ramadan kali ini diri ini terus berintropeksi, memperbaiki diri dengan berusaha menjadi pribadi lebih baik sehingga bisa terus menjadi pribadi yang bermanfaat bagi sesama. Â