Mohon tunggu...
Diyah
Diyah Mohon Tunggu... Penulis - Future Entrepreneur and Lecturer

Dream, Believe and Make it Happen

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Konsep Payung Terbalik, Memberikan Inspirasi kepada 5 Pemuda dalam Menciptakan Alat untuk Mengatasi Banjir

14 Agustus 2018   10:08 Diperbarui: 15 Agustus 2018   20:24 551
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Momen Lomba PKM Maba (Sumber : Doc.Pribadi)

Teringat ketika masa kuliah dan masih menjadi mahasiswa baru, begitu banyak berkenalan dengan teman baru. Saya sangat senang karena memang saya merupakan orang yang suka bertemu dengan orang baru. Sehingga, suatu waktu saya bertemu dengan Sakinah, atau biasa di panggil Ikin. Ikin merupakan anak gorontalo yang sangat baik hati dan wawasannya begitu luas, di tambah lagi kami memiliki selera humor yang sama.

Saya memilih prodi teknik murni, sedangkan Ikin memilih prodi bioprocess. Walau kami berbeda prodi, akan tetapi kami masih satu jurusan. Sehingga, kami masih sering bertemu, apalagi masa-masa ospek. Suatu waktu, saya dan ikin pulang bersama di suatu sore. Saat itu musim hujan. Sehingga air menggenang kemana-mana.

Saya dan Ikin jalan menuju jalan pulang dengan membawa payung karena hujan waktu. Seperti halnya khas kami, bercerita dan bersenda gurau dari kejadian-kejadian kecil sewaktu di kampus. Tiba-tiba, saat asyik bercerita ada mobil yang melaju sangat cepat dan karena banyak tergenang air, maka kami kecipratan (kena air) dan basah seketika.

Seketika kami terdiam dan saling menoleh, dan tertawa terbahak bersama-sama. Tiba-tiba kami mengalir saja, membahas tentang banjir dan dampak dari banjir. Lalu, kami bersama memikirkan bersama-sama bagaimana ya caranya mengatasi banjir.

Tiba-tiba saya bilang "Kin, kenapa kita gak buat alat buat mengatasi banjir ? tapi alat yang efektif apa ya?"

Ikin dengan spontan jawab "Gimana kalau alat yang mengatasi sumber dari banjir itu sendiri, kan salah satu penyebab utama run off (air tidak meresap di tanah)"

Kami tiba-tiba terdiam bersama,dan tiba-tiba saya melihat payung ikin. Dan terbesit dalam pikiran saya kenapa tidak membuat alat yang menyerupai payung saja. Spontan saja, saya mengutarakan pikiran saya. 

Lalu, ikin dengan pikiran liar nya pun menambah dengan inovasinya. Dan, kami berniat untuk menseriusi masalah ini. Dan, benar-benar ingin membuat nyata. Sehingga, kami sepakat untuk mengikutkan lomba PKM (Pekan Kreativitas Mahasiswa) kelas Maba (Mahasiswa Baru).

Saya dan Ikin sama-sama tidak bisa design. Sehingga, kami sepakat mengajak Aliph yang sangat pintar design. Kami bertiga mulai berdiskusi dari penyebab hujan, alatnya mau seperti apa untuk mengatasi banjir dan kekeringan. Kami, ingin alat kami benar-benar multifungsi, sehingga bisa sangat bermanfaat bagi masyarakat luas.

Desain Alat SUFFEL (Sumber : Doc.Pribadi)
Desain Alat SUFFEL (Sumber : Doc.Pribadi)
Desain yang kami sepakati adalah dengan "konsep payung terbalik" dan konsep prosesnya dengan memakai "rain water harvesting". Konsep rain water harvesting yaitu upaya menampung air hujan sehingga dapat untuk kebutuhan air bersih sehingga membantu masyarakat mempermudah mendapatkan air.  Dan alat kami kami namai SUFFEL "Smart Umbrella and Infiltration Well" .  

Desain teknologi rain water harvesting di desain dengan tajuk atas dengan ukuran diameter 3,2 meter, dan tiang penyangga di desain dengan tinggi 6 meter dan diameter lubang 60 cm. Sedangkan pipa penyambung didesain dengan ukuran panjang 4 meter diameter lubang sebesar 100 cm. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun