Hama tikus selama ini menjadi salah satu permasalahan serius yang meresahkan petani karena dapat menurunkan produktivitas hasil panen. Melihat kondisi tersebut, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Jember (UNEJ) menghadirkan inovasi penanggulangan hama tikus yang ramah kantong.
Inovasi tersebut berupa RATEX (Rat Exterminator), sebuah alat berbentuk menyerupai knalpot yang memanfaatkan bahan bakar sabut kelapa dan belerang. Cara kerjanya sederhana: sabut kelapa diisi belerang lalu dibakar, sehingga menghasilkan asap yang mampu memabukkan tikus di dalam lubang. Solusi ini dinilai lebih hemat biaya dibandingkan penggunaan racun kimia yang berisiko mencemari lingkungan.
RATEX sudah diuji coba pada Selasa (12/08/2025) di Dusun Karanglo, Desa Sukonatar, tepatnya di wilayah Gemawang, dan mendapat respons positif dari para petani. Saat pengaplikasian, tikus-tikus yang bersembunyi di dalam lubang langsung keluar setelah terkena asap dari alat tersebut.
"Alhamdulillah, dengan adanya alat ini kami sangat terbantu. Rasanya lega sekali, karena selama ini tikus benar-benar meresahkan dan merugikan kami dan alat ini terasa lebih enak dari pada yang menggunakan gas elpiji," ungkap salah satu petani Gemawang dengan penuh antusias.
Selain menghadirkan RATEX, mahasiswa KKN UNEJ juga memperkenalkan Rumah Burung Hantu (Rubuha) sebagai metode alami dalam mengendalikan populasi tikus. Burung hantu dikenal sebagai predator alami tikus, sehingga keberadaannya dapat membantu petani menjaga lahan pertanian tanpa perlu mengandalkan pestisida.
"Kami ingin menghadirkan inovasi yang bukan hanya murah, tetapi juga ramah lingkungan dan bisa diterapkan langsung oleh masyarakat. RATEX menjadi solusi praktis, sementara Rubuha membantu menjaga keseimbangan ekosistem," ujar salah satu mahasiswa KKN.
Melalui inovasi ini, diharapkan petani dapat terbantu dalam meningkatkan hasil pertanian dengan cara yang lebih berkelanjutan. Kehadiran RATEX dan Rubuha menjadi bukti nyata komitmen mahasiswa KKN UNEJ dalam mendukung ketahanan pangan masyarakat melalui pengabdian di desa.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI