Bandung Zoo, sebagai salah satu ikon wisata bersejarah di Kota Bandung, memegang peranan krusial dalam upaya konservasi satwa, edukasi publik, dan penyediaan sarana rekreasi. Penerapan kaidah komunikasi pariwisata di destinasi ini telah dilakukan melalui penyediaan informasi yang jelas mengenai spesies satwa, pemanfaatan platform digital seperti media sosial dan website resmi untuk menyebarkan informasi penting, serta interaksi yang ramah antara staf dan pengunjung. Analisis berdasarkan konsep pariwisata menunjukkan bahwa Bandung Zoo memiliki daya tarik yang kuat melalui keanekaragaman satwa dan wahana edukatif, serta lokasi yang strategis. Namun, tantangan aksesibilitas berupa kemacetan dan kebutuhan modernisasi amenitas masih menjadi pekerjaan rumah. Dari sisi kelembagaan, dualisme pengelolaan yang sempat terjadi diharapkan dapat teratasi dengan pengambilalihan oleh Taman Safari Indonesia, yang berpotensi membawa perbaikan manajemen dan digitalisasi. Meskipun telah aktif dalam konservasi dan pendidikan, Bandung Zoo masih menghadapi isu terkait sarana, kondisi hukum, manajemen limbah, kebersihan, dan digitalisasi tiket. Secara keseluruhan, kelebihan Bandung Zoo terletak pada upaya pembaruan fasilitas, fokus pada pendidikan konservasi, inovasi teknologi, serta lokasi strategis dengan suasana alam yang asri. Namun, kekurangan yang signifikan masih terlihat pada manajemen internal yang belum sepenuhnya transparan, isu kebersihan, dan kondisi kesejahteraan hewan yang memerlukan perhatian lebih serius.
Pengembangan Bandung Zoo dihadapkan pada berbagai tantangan sekaligus peluang yang signifikan. Salah satu tantangan utama adalah isu manajemen internal yang belum sepenuhnya transparan dan profesional, yang tercermin dari kritik publik terkait fasilitas dan kesejahteraan satwa. Konflik kelembagaan yang sempat terjadi juga menjadi hambatan serius dalam upaya modernisasi dan pengembangan jangka panjang. Selain itu, meskipun lokasi strategis, kemacetan lalu lintas di sekitar area kebun binatang, terutama pada akhir pekan, dapat mengurangi kenyamanan akses bagi pengunjung. Tantangan lain adalah tuntutan pengunjung modern, khususnya generasi milenial, yang menginginkan fasilitas yang lebih bersih, nyaman, estetis, dan pengalaman wisata yang lebih interaktif serta edukatif.
Di sisi lain, terdapat peluang besar untuk pengembangan. Pengambilalihan pengelolaan oleh Taman Safari Indonesia (TSI) sejak April 2025 merupakan peluang emas untuk membenahi tata kelola, meningkatkan standar perawatan satwa, dan mengimplementasikan masterplan modernisasi yang mencakup teknologisasi dan pemasaran berbasis customer experience. Keanekaragaman satwa yang dimiliki Bandung Zoo, ditambah dengan perannya sebagai pusat konservasi dan riset, dapat diperkuat melalui kolaborasi lebih lanjut dengan institusi pendidikan dan penelitian. Lokasi yang strategis di pusat kota Bandung, dikelilingi oleh institusi pendidikan seperti ITB dan area hijau seperti Kebun Raya, juga memberikan potensi untuk menarik lebih banyak pengunjung dan mengembangkan program edukasi yang terintegrasi. Peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya konservasi satwa juga menjadi peluang untuk mengembangkan program-program partisipatif dan edukatif yang lebih menarik.
Komunikasi memegang peranan sentral dalam membentuk citra positif dan meningkatkan pengalaman pengunjung di Bandung Zoo. Efektivitas komunikasi pariwisata tidak hanya terbatas pada penyampaian informasi, tetapi juga mencakup pembangunan interaksi yang persuasif dan edukatif. Dalam konteks Bandung Zoo, komunikasi yang baik dapat dimulai dari penyediaan papan informasi satwa yang tidak hanya informatif tetapi juga menarik dan mudah dipahami, mendorong pemahaman pengunjung tentang keanekaragaman hayati dan upaya konservasi. Pemanfaatan media sosial dan website resmi sebagai saluran komunikasi utama memungkinkan penyebaran informasi terkini mengenai harga tiket, acara khusus, program edukasi lingkungan, dan jam operasional secara luas dan efisien. Konten digital yang kreatif, seperti video kegiatan satwa atau siaran langsung, dapat membangun koneksi emosional dengan calon pengunjung dan meningkatkan daya tarik destinasi.
Selain itu, interaksi langsung antara staf Bandung Zoo dengan pengunjung merupakan bentuk komunikasi yang sangat vital. Staf yang ramah, informatif, dan mampu menyampaikan pesan-pesan edukatif secara efektif dapat menciptakan pengalaman wisata yang menyenangkan dan berkesan. Komunikasi yang transparan mengenai upaya konservasi, kondisi satwa, dan tantangan yang dihadapi juga dapat membangun kepercayaan publik dan mengubah persepsi negatif menjadi dukungan. Dengan demikian, komunikasi yang terencana dan terimplementasi dengan baik akan berkontribusi signifikan dalam membangun citra positif Bandung Zoo sebagai destinasi wisata edukatif yang modern, bertanggung jawab, dan berorientasi pada kepuasan pengunjung
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI