Mohon tunggu...
Dita Pradila
Dita Pradila Mohon Tunggu... Mahasiswa Unsera 2025

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teori Dialektika Relasional: Dinamika dalam Hubungan Interpersonal

18 Juni 2025   11:38 Diperbarui: 18 Juni 2025   11:38 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dalam komunikasi antarpribadi, hubungan tidak pernah berjalan datar. Selalu ada dinamika yang berubah seiring waktu, tergantung bagaimana dua individu menyesuaikan diri dalam interaksi sehari-hari. Salah satu teori yang menjelaskan proses ini adalah teori dialektika relasional. Teori ini menyatakan bahwa setiap hubungan manusia selalu berada dalam ketegangan antara dua hal yang saling bertentangan, namun sama-sama dibutuhkan.

Misalnya, seseorang mungkin ingin merasa dekat dengan pasangannya, tetapi di saat yang sama juga butuh ruang pribadi. Begitu juga dalam hal keterbukaan dan privasi---ada kalanya kita ingin membagikan segalanya, tapi ada pula saat di mana kita ingin menjaga sesuatu hanya untuk diri sendiri. Ketegangan-ketegangan semacam ini wajar dan tidak selalu berarti hubungan itu bermasalah.

Teori ini termasuk ke dalam kerangka tradisi sosiokultural, yaitu pendekatan yang memandang komunikasi sebagai proses membangun makna bersama yang dipengaruhi oleh norma sosial, budaya, dan kebiasaan yang berkembang dalam suatu lingkungan. Dalam konteks ini, cara seseorang memahami "kedekatan", "jarak", "terbuka", atau "tertutup" sangat dipengaruhi oleh latar belakang budaya dan pengalaman sosialnya. Apa yang dianggap terlalu jauh oleh satu orang, bisa jadi dianggap biasa saja oleh orang lain.

Teori ini tidak memberikan solusi pasti terhadap ketegangan dalam hubungan, karena yang penting justru adalah bagaimana individu mengelola dan menegosiasikan ketegangan itu. Kadang dibutuhkan kompromi, kadang dibutuhkan waktu, dan kadang hanya butuh saling memahami sudut pandang masing-masing.

Dengan memahami bahwa dinamika hubungan dibentuk oleh nilai sosial dan budaya yang terus berkembang, kita bisa lebih bijak dalam merespons konflik atau perbedaan dalam hubungan. Komunikasi menjadi bukan hanya soal menyampaikan isi hati, tetapi juga tentang membentuk ruang bersama di mana dua orang bisa merasa aman untuk tumbuh.

Melalui teori ini, kita belajar bahwa relasi yang sehat bukan yang bebas dari ketegangan, tetapi yang mampu menghadapi ketegangan dengan komunikasi yang terbuka dan kesadaran akan perbedaan nilai.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun