Konsistensinya dalam usaha sangat menarik. Walaupun awalnya iseng, sekarang dia benar-benar serius menjalankan usahanya. Dia memperhatikan kualitas rasa, tampilan produk, dan juga pelayanan. Banyak orang yang setelah beli sekali, kemudian jadi langganan.
Promosinya pun dilakukan dengan sederhana, lewat story media sosial, obrolan grup, dan rekomendasi dari mulut ke mulut. Tapi karena produknya memang enak dan dia bisa dipercaya, pelanggan yang order selalu ada.
Dari semangat dia, dapat disimpulkan bahwa kita nggak harus menunggu lulus kuliah dulu baru bisa menghasilkan uang sendiri. Dia membuktikan bahwa dengan keberanian untuk mencoba dan sedikit kreativitas, kita bisa memanfaatkan kemampuan yang kita punya menjadi sumber penghasilan. Dari makanan yang awalnya hanya untuk camilan sendiri, sekarang bisa jadi ladang usaha yang menjanjikan.
Meskipun saat ini usahanya masih sederhana dan skalanya kecil, tapi dia adalah contoh nyata dari generasi muda yang mandiri, kreatif, dan berani mengambil langkah. Dia menunjukkan bahwa usaha tidak selalu butuh modal besar, yang paling penting adalah niat, keberanian untuk memulai, kemauan untuk terus belajar, dan yang nggak kalah penting yaitu tidak gengsi.
Semangat dan ketekunannya bisa menjadi motivasi besar bagi para Gen Z untuk tidak ragu memulai langkah, sekecil apa pun itu. Quthrotun membuktikan bahwa anak muda juga bisa mandiri dan berdampak, asal punya kemauan, tekad yang kuat, dan rasa bangga terhadap prosesnya sendiri, meskipun harus dimulai dari hal yang sederhana.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI