Mohon tunggu...
Dita Anugrah Pratiwi
Dita Anugrah Pratiwi Mohon Tunggu... -

Mahasiswi Jurusan Kesehatan Masyarakat Peminatan Promosi Kesehatan UHO

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pengetahuan Kespro dan Gizi Perlu Diketahui Sejak Dini

23 Maret 2015   10:16 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:14 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Masa remaja merupakan masa yang sangat kritis dari kehidupan seorang manusia. Masa dimana terjadi peralihan atau transisi dari masa kanak-kanak menuju dewasa yang ditandai dengan berbagai perubahan, baik secara fisik, psikis, dan juga sosial. Perubahan-perubahan tersebut dapat menimbulkan berbagai persoalan, di antara persoalan yang dihadapi pada masa remaja adalah masalah kesehatan reproduksi. Masalah kesehatan reproduksi remaja ini tidak hanya menjadi persoalan di Indonesia tapi juga secara Internasional. Berdasarkan berbagai penelitian, yang dilakukan sejak beberapa tahun terakhir permasalahan kespro remaja ini semakin meningkat. Permasalahan ini seperti fenomena gunung es (iceberg), fenomena gunung es adalah saat dimana jumlah kasus yang sebenarnya jauh lebih banyak dari kasus yang terlihat.

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, di antara perempuan 10-54 tahun, 2,6% menikah pertama kali pada umur kurang dari 15 tahun dan 23,9% menikah pada umur 15-19 tahun.

Menikah pada usia dini merupakan masalah kesehatan reproduksi karena semakin muda umur menikah semakin panjang rentang waktu untuk bereproduksi. Sementara itu, Angka kehamilan penduduk perempuan 10-54 tahun adalah 2,68%, terdapat kehamilan pada umur kurang dari 15 tahun, meskipun dengan proporsi sangat kecil (0,02%) dan kehamilan pada umur remaja (15-19 tahun) sebesar 1,97%.

Perilaku hubungan seksual sebelum menikah juga menjadi salah satu masalah kesehatan reproduksi remaja,  sehingga makin banyak remaja yang terjangkit berbagai jenis Penyakit Menular Seksual (PMS), misalnya HIV/AIDS yang kasusnya semakin banyak dan tidak mengenal usia. Selain itu ada juga remaja yang melakukan tindakan aborsi atau pengguguran kandungan. Sejauh ini tidak ada data resmi tentang aborsi karena aborsi merupakan hal yang illegal di Indonesia, namun diperprediksikan oleh ahli telah mencapai 2,4 juta per tahun.

Pada masa remaja perubahan terjadi terutama pada system reproduksi, berbagai perubahan ini perlu ditunjang dengan asupan gizi yang baik. Perlu di sadari oleh remaja bila berat badan kurang atau berlebih, maka akan lebih rentan terhadap berbagai macam penyakit dan dapat mempengaruhi fase kehidupan selanjutnya.

Masalah gizi yang dihadapi remaja saat ini antara lain obesitas, kurang energy kronik (KEK), dan anemia. Ketiga keadaan ini sangat mempengaruhi perkembangan system reproduksi remaja itu sendiri. Misalnya Obesitas atau kegemukan, hal ini terjadi pada saat badan menjadi gemuk (obese) yang disebabkan penumpukan adipose (adipocytes: jaringan lemak khusus yang disimpan tubuh) secara berlebihan. Dalam bidang kesehatan reproduksi wanita, obesitas akan menyebabkan berbagai risiko berbagai penyakit seperti gangguan menstruasi, bahkan kehamilan beresiko tinggi.

Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, di Indonesia prevalensi gemuk pada remaja umur 16 – 18 tahun sebanyak 7,3 persen yang terdiri dari 5,7 persen gemuk dan 1,6 persen obesitas.

Remaja seharusnya memiliki pengetahuan yang baik akan kesehatan reproduksi dan asupan gizi. Seperti kata pepatah “tak kenal maka tak sayang”, begitu juga dengan kesehatan reproduksi jika remaja memiliki pengetahuan yang baik, maka akan sadar tentang pentingnya menjaga system reproduksi dan tentunya akan memiliki perilaku yang baik dan bertanggung jawab. Pemberian pengetahuan akan gizi juga perlu dilakukan sedini mungkin, karena dengan pengetahuan yang baik, remaja dapat melakukan tindakan pencegahan atau secepat mungkin melakukan tindakan pengobatan jika memiliki masalah gizi.

Remaja sangat memerlukan pengetahuan dari sumber jelas dan tepat agar menghindari informasi yang diperoleh dari rasa ingin tahu yang tinggi hingga akhirnya berujung pada tindakan coba-coba dan tidak peduli.

Referensi data :
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), Kementerian Kesehatan RI tahun 2013

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun